Kenapa Wanita Sering Dicap Terlalu Emosional?

Ilustrasi wanita dicap emosional
Sumber :
  • Freepik

Kesimpulannya? Otak wanita memang merespons emosi secara lebih kompleks dan nuansial. Namun bukan karena mereka ‘lemah’ atau ’berlebihan’, melainkan karena sistem saraf mereka lebih terlatih dalam membaca konteks emosional, suatu kemampuan yang seharusnya dianggap kekuatan, bukan kelemahan.

Double Standard dalam Dunia Kerja dan Relasi

Dalam dunia profesional, wanita yang bersikap tegas sering dianggap bossy. Sementara pria yang sama-sama tegas dipuji sebagai pemimpin. Dalam relasi, wanita yang mengungkapkan ketidaknyamanan sering dianggap ribet, sedangkan pria dianggap sedang jujur pada diri sendiri.

Menurut peneliti kerentanan dan keberanian dari University of Houston, Dr. Brené Brown, hal ini disebut sebagai double bind, situasi di mana wanita dihukum baik karena menunjukkan emosi maupun karena menekannya.

“Kita hidup dalam budaya yang mengagungkan pengendalian emosi, tapi hanya pada wanita. Kita lupa bahwa kekuatan sejati justru ada dalam keberanian untuk merasa dan mengungkapkan,” jelasnya.

Mengapa Label Ini Berbahaya

Melabeli wanita sebagai terlalu emosional bukan hanya membuat mereka merasa bersalah atas perasaannya sendiri, tetapi juga bisa membuat mereka meragukan intuisi dan suara hati mereka. Ini menciptakan kondisi yang disebut gaslighting emosional. Ketika seseorang diyakinkan bahwa perasaannya tidak valid atau berlebihan, padahal sebenarnya itu adalah reaksi wajar terhadap situasi.