Sering Nangis Diam-diam di Malam Hari? Berat Badanmu Bisa Turun Tanpa Sadar, Ini Alasannya!
- Pixaby
Lifestyle –Pernah nggak sih kamu merasa akhir-akhir ini celana jadi longgar, padahal nggak lagi diet atau olahraga? Lalu kalau dipikir-pikir, kamu memang beberapa malam terakhir sering nangis diam-diam, kehilangan nafsu makan, dan tidur pun nggak nyenyak. Tanpa sadar, berat badanmu ikut turun.
Ternyata, ini bukan sekadar kebetulan. Ada hubungan erat antara kondisi emosional yang tidak stabil seperti sering menangis malam hari dan penurunan berat badan secara tidak disengaja.
Menurut psikolog klinis dan Presiden Beck Institute for Cognitive Behavior Therapy, Dr. Judith Beck tubuh dan pikiran kita tidak pernah benar-benar terpisah.
"Tubuh dan pikiran bekerja seperti sistem yang terhubung. Ketika kamu sedang sangat sedih atau stres, tubuhmu ikut merespons," jelasnya.
Emosi dan Berat Badan: Lebih Dekat dari yang Kita Kira
Banyak orang mengira bahwa penurunan berat badan hanya soal asupan kalori dan aktivitas fisik. Tapi dalam kenyataannya, kondisi mental juga memainkan peran besar.
Saat kamu menangis karena stres, kehilangan, atau masalah pribadi yang memukul perasaan, tubuh menganggap hal itu sebagai 'ancaman' dan memicu respons stres biologis. Sistem saraf simpatik aktif, hormon stres meningkat, dan pola makan pun terganggu.
Inilah yang disebut mind-body connection, sebuah konsep dalam psikologi dan kedokteran yang menjelaskan bagaimana pikiran memengaruhi fungsi tubuh.
Kenapa Bisa Turun Berat Badan Saat Sedih?
1. Nafsu Makan Menghilang Karena Kesedihan
Kalau kamu sedang sedih berat, bisa jadi otakmu memproduksi lebih sedikit dopamin dan serotonin, dua hormon yang berkaitan dengan perasaan senang dan selera makan. Tanpa dua hormon ini, makanan tidak terasa menarik, bahkan bisa bikin enek.
Selain itu, stres emosional juga menurunkan ghrelin (hormon lapar) dan meningkatkan kortisol, sehingga membuat kamu merasa tidak ingin makan meski perut kosong.
2. Hormon Kortisol dan Adrenalin Meningkat
Menangis karena stres sering kali disertai rasa cemas, gelisah, atau jantung berdebar. Ini tanda bahwa tubuh sedang berada dalam mode “fight or flight”—respon alamiah saat kita merasa terancam.
Dr. Beck menjelaskan bahwa dalam mode ini, tubuh memproduksi lebih banyak kortisol dan adrenalin. Efeknya sistem pencernaan melambat, energi dialihkan untuk ‘bertahan hidup’ dan kalori terbakar lebih banyak meski kamu tidak bergerak banyak.
3. Tidur Berantakan = Metabolisme Kacau
Menangis di malam hari seringkali berakhir dengan tidur yang tidak nyenyak atau bahkan insomnia. Padahal, kurang tidur bisa membuat sistem metabolisme tubuh berantakan.
Menurut penelitian, kurang tidur menurunkan hormon leptin (hormon kenyang) dan bisa meningkatkan pembakaran energi saat istirahat. Jadi meski kamu tidak makan lebih sedikit, tubuhmu bisa kehilangan berat karena sistem pembakaran energinya kacau.
4. Aktivitas Fisik Tak Disadari
Orang yang sedang stres atau sedih berat sering kali jadi lebih aktif secara tidak sadar. Contohnya mondar-mandir di kamar, gelisah, menggoyangkan kaki, duduk dan berdiri berulang-ulang.
Ini disebut sebagai NEAT (Non-Exercise Activity Thermogenesis), pembakaran kalori dari aktivitas fisik kecil yang bukan olahraga.
Kalau ini terjadi setiap hari, kalori yang terbakar bisa cukup besar untuk menyebabkan penurunan berat badan.
Lantas apakah ini membahayakan? Jawabannya, bisa ya, bisa juga tidak. Kalau penurunan berat badan terjadi sedikit dan dalam waktu singkat, mungkin tidak masalah. Tapi jika berat turun lebih dari 5% dalam sebulan tanpa disengaja, apalagi disertai gangguan emosional, kamu perlu waspada.
Menurut Dr. Beck, penurunan berat badan yang tidak disengaja, apalagi disertai emosi negatif intens, adalah alarm awal dari kondisi psikologis yang lebih dalam.
Beberapa risiko yang mungkin muncul:
Malnutrisi karena asupan gizi tidak cukup
Sistem imun melemah
Masalah pencernaan seperti mual, maag, atau diare karena stres
Gejala depresi klinis yang lebih berat
Tanda-Tanda Kamu Harus Mulai Waspada
Kalau kamu mengalami beberapa dari tanda ini, segera evaluasi:
Berat badan turun drastis tanpa usaha
Nafsu makan menghilang berhari-hari
Menangis hampir setiap malam atau merasa sangat hampa
Sulit tidur, atau justru tidur terus tapi tetap merasa lelah
Tidak tertarik pada hal-hal yang dulu kamu sukai
Kalau kamu sedang berada dalam masa emosional sulit dan mulai merasa tubuh ikut terdampak, kamu tidak sendiri. Yang terpenting, jangan abaikan tubuhmu. Mulailah dengan langkah-langkah kecil.
1. Mindful Eating Meski Sedih
Menurut Dr. Beck, jangan menunggu “nafsu makan” datang. Makanlah seperti kamu minum obat: sedikit, tapi teratur.
Pilih makanan lembut dan hangat seperti sup, bubur, atau smoothies.
Gunakan piring kecil dan makan perlahan sambil mendengarkan musik lembut.
2. Tulis Jurnal atau Latihan Napas
Menulis jurnal setiap malam bisa membantu meredakan emosi yang menumpuk.
Kalau nggak suka menulis, cobalah teknik pernapasan dalam (deep breathing) atau meditasi 5 menit untuk menenangkan sistem saraf.
3. Pilih Makanan yang Bisa Naikkan Mood
Beberapa makanan bisa membantu otakmu memproduksi serotonin dan dopamin alami, seperti:
Telur dan pisang (tinggi triptofan)
Ikan berlemak seperti salmon (kaya omega-3)
Cokelat hitam
Sayur hijau dan kacang-kacangan (kaya vitamin B)
4. Ciptakan Rutinitas Malam yang Menenangkan
Gantilah waktu menangis larut malam dengan kegiatan menenangkan:
Jauhkan gadget 30 menit sebelum tidur
Mandi air hangat
Dengarkan suara alam atau instrumental lembut
Baca buku ringan atau tulis 3 hal kecil yang disyukuri hari itu
Kapan Harus Konsultasi ke Ahli?
Kalau kamu merasa:
Berat badan terus menurun
Emosi negatif semakin intens
Ada pikiran untuk menyakiti diri sendiri
Atau kamu merasa “hampa” terlalu lama
Maka saatnya mencari bantuan profesional. Psikoterapi, terutama terapi perilaku kognitif (CBT), sangat efektif untuk membantumu membangun ulang hubungan sehat antara pikiran, emosi, dan tubuh.