Bukan Sekadar Fans, Bagaimana Idol K-Pop Jadi Penyelamat Kesehatan Mental Penggemar

SEVENTEEN di UNESCO Youth Forum.
Sumber :
  • Pledis Entertainment

Menurut profesor psikologi dari Empire State College yang telah meneliti hubungan parasosial lebih dari 20 tahun, Dr. Gayle Stever menyebut remaja bisa mendapatkan manfaat psikologis nyata dari hubungan parasosial, selama tidak menggantikan interaksi sosial nyata.

Dalam hal ini, idol Korea menciptakan ilusi kedekatan yang menariknya menguatkan kesehatan mental, bukan merusaknya. Mereka rutin menyapa penggemar lewat live streaming, vlog harian, atau bahkan membalas pesan lewat aplikasi fan interaction seperti Weverse atau Bubble.

Di Tengah Tekanan Dunia Nyata, Fans Menemukan Dunia Aman

Remaja saat ini hidup di dunia dengan ekspektasi tinggi, tekanan akademik, perundungan daring, hingga keluarga yang kurang suportif secara emosional. Tak heran jika banyak dari mereka mencari pengganti ruang emosional tersebut dari idolanya.

Idol-idol Korea menyajikan dunia yang ideal yakni penuh warna, penuh apresiasi, dan tanpa penilaian. Mereka bukan hanya penyanyi, tapi juga pelindung emosional dalam bentuk virtual.

Menurut psikolog klinis dari AS yang sering membahas isu kesehatan mental remaja di media, Dr. Jennifer Guttman bahwa salah satu hal terberat bagi remaja adalah perasaan tak terlihat. Ketika mereka merasa ‘di-notice’ oleh seseorang yang mereka kagumi, itu bisa jadi suntikan validasi yang kuat.

Ia menambahkan bahwa selama hubungan dengan idola tersebut tidak berubah menjadi obsesi yang mengganggu kehidupan nyata, maka ini bisa menjadi bentuk coping mechanism yang sehat.