Terungkap! Alasan Gunung Lumut di Kalimantan Timur Jadi Tempat Sakral Tapi Dihindari Warga Lokal
- Pixabay
Namun, hingga saat ini, warga lokal tetap menjaga batas antara potensi wisata dan keluhuran adat. Beberapa tokoh adat menyatakan bahwa wilayah Gunung Lumut bukan tempat untuk dikomersialisasi secara sembarangan. Mereka menekankan bahwa wisatawan yang datang harus memahami dan menghormati nilai-nilai spiritual yang melekat pada tempat tersebut.
Sikap Masyarakat dan Peran Lembaga Adat
Masyarakat di sekitar Gunung Lumut, khususnya komunitas adat Paser, menunjukkan sikap terbuka namun selektif terhadap kunjungan dari luar. Mereka tidak menolak kedatangan wisatawan, namun memberikan batasan dan syarat tertentu. Biasanya, tamu dari luar harus mendapatkan pendampingan dari tokoh adat dan mengikuti prosesi adat sebelum diizinkan masuk ke area tertentu.
Lembaga adat memiliki peran krusial dalam menjaga kelestarian alam dan budaya Gunung Lumut. Mereka menjadi garda terdepan dalam mengawasi aktivitas di kawasan sakral agar tidak bertentangan dengan norma lokal. Selain itu, lembaga ini juga menjadi penghubung antara masyarakat adat, pemerintah daerah, dan pihak luar yang ingin mengembangkan wisata berwawasan budaya dan lingkungan.
Dengan pendekatan berbasis kearifan lokal, pengelolaan Gunung Lumut bisa menjadi contoh bagaimana destinasi bersejarah dan spiritual dijaga keberlanjutannya tanpa menghilangkan nilai adat yang menyertainya. Ini sejalan dengan tren wisata berbasis cerita dan spiritualitas yang kini semakin diminati, terutama oleh kalangan wisatawan muda pencinta alam dan budaya.