5 Fakta Jembatan Ampera yang Jarang Diketahui, Lebih dari Sekadar Ikon Kota Palembang
- Indonesia Kaya
Pembangunan jembatan ini, yang dimulai pada tahun 1962, memang merupakan salah satu proyek ambisius di era Soekarno untuk menghubungkan dua wilayah penting di Palembang, yaitu seberang Ilir dan seberang Ulu.
Namun, setelah terjadi pergantian kekuasaan pada tahun 1966, jembatan ini diganti namanya menjadi Jembatan Ampera. Nama "Ampera" sendiri merupakan singkatan dari "Amanat Penderitaan Rakyat". Perubahan nama ini adalah bagian dari dinamika politik masa itu dan merupakan simbol dari semangat Orde Baru yang berupaya merepresentasikan aspirasi rakyat. Meskipun nama Jembatan Soekarno sudah tidak dipakai secara resmi, ia tetap menjadi bagian penting dari sejarah Jembatan Ampera yang perlu dikenang.
2. Sempat Dirancang Sebagai Jembatan Angkat (Drawbridge)
Fakta paling ikonik dan menarik dari Jembatan Ampera adalah desain aslinya yang merupakan jembatan angkat atau drawbridge. Pada awal perancangannya, bagian tengah jembatan ini dapat diangkat ke atas, memungkinkan kapal-kapal besar dengan tiang tinggi untuk melintas di bawahnya. Mekanisme pengangkatan ini menggunakan sistem bandul (pemberat) yang ditarik oleh dua menara di kedua sisi jembatan.
Proses pengangkatan dan penurunan ini memakan waktu sekitar 30 menit. Sayangnya, seiring berjalannya waktu, sistem ini dianggap tidak efisien dan menghambat arus lalu lintas di atas jembatan. Operasi pengangkatan terakhir dilakukan pada tahun 1970-an, dan pada tahun 1990, sistem mekanik tersebut dinonaktifkan secara permanen. Meskipun tidak lagi berfungsi, keberadaan menara dan tiang pemberatnya masih terlihat hingga kini, menjadi pengingat dari desain revolusioner yang pernah dimiliki jembatan ini.
3. Pembangunannya Menggunakan Dana Rampasan Perang Jepang
Pembangunan Jembatan Ampera dibiayai oleh dana rampasan perang dari Jepang. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Jepang diwajibkan memberikan kompensasi kepada negara-negara yang menjadi korban agresinya, termasuk Indonesia. Dana ini dialokasikan untuk membiayai proyek-proyek vital, salah satunya pembangunan Jembatan Ampera.