Jakarta Padat Penduduk, Mending Beli Rumah atau Apartemen?
- Pixabay
Lifestyle –Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai lebih dari 16.000 jiwa per kilometer persegi pada 2022, menghadirkan tantangan sekaligus peluang dalam memilih tempat tinggal.
Dengan lahan yang semakin terbatas dan harga properti yang terus meningkat, keputusan untuk membeli rumah tapak atau apartemen menjadi pertimbangan penting bagi warga lokal maupun ekspatriat.
Berdasarkan data terkini, pasar properti residensial Jakarta menunjukkan ketahanan meskipun menghadapi tantangan global. Pada kuartal pertama 2025, harga apartemen di Jakarta hanya naik tipis sebesar 0,3% year-on-year (y-o-y) menjadi Rp35,77 juta per meter persegi, dengan harga di kawasan Central Business District (CBD) mencapai Rp52,92 juta per meter persegi dan Jakarta Selatan Rp40,65 juta per meter persegi.
Sementara itu, di kawasan non-prima, harga apartemen rata-rata Rp27,21 juta per meter persegi. Permintaan properti residensial meningkat sedikit sebesar 0,73% y-o-y pada kuartal pertama 2025, menunjukkan adanya ketertarikan meski di bawah level pra-pandemi.
Pasar rumah tapak di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) juga menunjukkan pertumbuhan stabil. Pada paruh pertama 2023, permintaan rumah tapak di Jabodetabek mencapai hampir 23.000 unit, dengan Tangerang menyumbang 52% dari total permintaan berkat konektivitas dan fasilitas yang baik.
Harga rumah tapak di pinggiran Jakarta rata-rata Rp400 juta dengan cicilan sekitar Rp3 juta per bulan, sementara harga di pusat kota sering kali jauh lebih tinggi, membuatnya sulit dijangkau dengan upah minimum regional DKI Jakarta sebesar Rp4,9 juta per bulan.