Gak Kalah Sama Superman, Rawa Belong Juga Punya Pahlawan Betawi yang Melegenda
- Indonesia Kaya
Lifestyle –Di tengah hiruk-pikuk Jakarta Barat, kawasan Rawa Belong menyimpan kisah heroik seorang pahlawan Betawi yang melegenda, Si Pitung. Dijuluki "Robin Hood Indonesia," Si Pitung adalah simbol perlawanan rakyat kecil terhadap ketidakadilan pada masa penjajahan Belanda di abad ke-19.
Lahir di Kampung Pengumben, Rawa Belong, sosok ini tidak hanya dikenal karena keberaniannya, tetapi juga karena jiwa sosialnya yang tinggi, membantu rakyat miskin dengan hasil rampokannya dari para tuan tanah dan kolonial. Hingga kini, legenda Si Pitung terus hidup melalui cerita rakyat, lenong, dan destinasi wisata bersejarah seperti Rumah Si Pitung di Marunda, menjadikan Rawa Belong tujuan wisata budaya yang kaya akan sejarah.
Si Pitung, yang memiliki nama asli Ahmad Nitikusumah atau Salihoen, lahir pada 1866 di Kampung Pengumben, Rawa Belong, Jakarta Barat, dari pasangan Bang Piung dan Mak Pinah. Nama "Pitung" berasal dari frasa Jawa "pituan pitulung," yang berarti "tujuh sekawan tolong-menolong," merujuk pada kelompok tujuh orang yang dipimpinnya.
Sejak kecil, ia belajar mengaji dan ilmu bela diri silat di pesantren Haji Naipin, yang membentuknya menjadi pribadi religius, pemberani, dan berakhlak baik. Pendidikan agama dan silat ini menjadi dasar kepiawaiannya melawan penindasan, menjadikannya sosok yang disegani warga Betawi.
Perjuangan Melawan Ketidakadilan
Kisah kepahlawanan Si Pitung bermula saat ia berusia 15 tahun. Ayahnya memintanya menjual kambing di Pasar Tanah Abang, tetapi hasil penjualan sebesar 25 gulden dirampas oleh komplotan bandit Belanda dan Tionghoa yang dikenal sebagai "centeng." Kemarahan atas ketidakadilan ini mendorongnya untuk membalas dendam.
Dengan kemampuan silatnya, ia berhasil mengalahkan para bandit dan justru mengajak mereka bergabung untuk merampok tuan tanah kaya dan kolonial Belanda. Hasil rampokan ini dibagikan kepada rakyat miskin, menjadikannya pahlawan di mata masyarakat Betawi, meskipun dianggap penjahat oleh Belanda.
Aksi-aksinya, termasuk perampokan rumah saudagar Hadji Sapiudin di Marunda pada 1892, terekam dalam surat kabar Hindia Olanda, menegaskan bahwa Si Pitung bukan sekadar mitos.
Legenda dan Kesaktian Si Pitung
Si Pitung dikenal memiliki ilmu kesaktian yang disebut "Rawa Rontek," gabungan ajaran tarekat Islam dan jampe-jampe Betawi, yang konon memungkinkannya menghilang dan menyerap energi lawan. Cerita rakyat menyebutkan bahwa kesaktiannya bergantung pada jimat atau rambutnya, yang jika diambil atau dipotong, akan melemahkan kekuatannya.
Pada Oktober 1893, Kepala Polisi Belanda, Schout A.W.V. Hinne, berhasil melacaknya di Tanah Abang setelah mendapatkan informasi, kemungkinan melalui pengkhianatan atau paksaan terhadap Haji Naipin. Si Pitung tewas tertembak, dan menurut legenda, tubuhnya dimakamkan terpisah di beberapa tempat, seperti Kebon Jeruk dan Pulau Onrust, untuk mencegahnya bangkit kembali karena ilmu Rawa Rontek. Makamnya di TPU Kebon Jeruk hingga kini dijaga warga Betawi sebagai penghormatan atas perjuangannya.
Daya Tarik Wisata Rawa Belong dan Warisan Si Pitung
Rawa Belong kini bukan hanya kampung bersejarah, tetapi juga destinasi wisata budaya yang menarik. Pasar Bunga Rawa Belong, salah satu pasar bunga terbesar di Asia Tenggara, menawarkan pengalaman visual dengan aneka bunga dan tanaman hias, sekaligus mempertahankan nuansa Betawi. Wisatawan juga dapat menikmati kuliner khas seperti nasi uduk, sayur asem, dan bir pletok di Warung Nasi Uduk Bang Muri yang buka 24 jam.
Selain itu, Sanggar Si Pitung Rawa Belong, yang didirikan oleh Bachtiar pada 1995, melestarikan silat Cingkrik, bela diri khas yang diasosiasikan dengan Si Pitung. Selain di Rawa Belong, Rumah Si Pitung di Marunda, Jakarta Utara, yang diyakini sebagai rumah singgah atau milik Hadji Sapiudin yang pernah dirampoknya, kini menjadi cagar budaya sejak 1999. Bangunan panggung khas Betawi ini menawarkan wawasan tentang kehidupan masa lalu dan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menelusuri jejak Si Pitung.
Pengaruh Budaya dan Warisan Si Pitung
Kisah Si Pitung telah diabadikan dalam berbagai bentuk, mulai dari lenong, rancak, hingga film seperti Si Pitoeng (1931) dan Si Pitung (1970). Narasi kepahlawanannya juga menginspirasi penamaan Jalan Bang Pitung di Rawa Belong, sebuah inisiatif Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menghormati jasa pahlawan lokal.
Bagi masyarakat Betawi, Si Pitung adalah simbol keberanian, keadilan sosial, dan semangat melawan penindasan. Cerita rakyat ini mengajarkan pesan moral tentang niat mulia, keberanian, dan pentingnya membantu sesama, meskipun dengan cara yang kontroversial.
Wisatawan yang berkunjung ke Rawa Belong atau Rumah Si Pitung di Marunda dapat merasakan langsung nuansa sejarah dan budaya Betawi yang kental, menjadikan pengalaman wisata ini tak hanya menghibur, tetapi juga mendidik.