Misteri Terracotta Army di China, Penemuan Terbesar Abad ke-20 yang Mengejutkan Dunia
- Pixabay
Pigmen ungu China, yang terbuat dari bahan sintetis langka, menunjukkan tingkat kecanggihan kimia yang luar biasa untuk masa itu. Fenomena hilangnya warna ini menjadi tantangan besar bagi arkeolog, karena metode pelestarian modern belum mampu sepenuhnya mencegah kerusakan akibat oksidasi dan kelembapan.
Daya Tarik Wisata dan Pelestarian
Sebagai salah satu destinasi wisata terpopuler di Tiongkok, Terracotta Army menarik jutaan pengunjung setiap tahun ke Museum Situs Makam Qin Shi Huang. Pengunjung dapat menyaksikan patung-patung dalam posisi aslinya di lubang penggalian, yang dilindungi oleh struktur museum modern.
Untuk menjaga kelestarian situs, pemerintah Tiongkok membatasi jumlah pengunjung harian dan menggunakan teknologi pengendalian iklim untuk menjaga suhu dan kelembapan. Namun, banyak bagian kompleks makam, termasuk makam utama kaisar, belum digali karena kekhawatiran akan kerusakan artefak dan dugaan adanya jebakan merkuri, seperti yang dicatat dalam teks kuno oleh sejarawan Sima Qian.
Warisan Abadi Terracotta Army
Terracotta Army tidak hanya menjadi simbol kejayaan Dinasti Qin, tetapi juga jendela ke dalam budaya, teknologi, dan kepercayaan Tiongkok kuno. Situs ini terus menjadi subjek penelitian intensif, dengan teknologi seperti pemindaian 3D dan analisis kimia membantu mengungkap rahasia pembuatannya.
Bagi wisatawan, situs ini menawarkan pengalaman tak tertandingi untuk menjelajahi sejarah kuno sambil merenungkan misteri yang belum terpecahkan, seperti isi makam utama Qin Shi Huang yang masih tertutup rapat.