Misteri Hilangnya Warna Terracotta Army Setelah Ribuan Tahun
- Pixabay
Rahasia di Balik Cat Kuno
Terracotta Army
- Pixabay
Penelitian pada 2019 mengungkap bahwa warna pada patung-patung dihasilkan dari pigmen berbasis protein, seperti campuran telur, lem hewan, atau susu, yang digunakan sebagai pengikat cat. Pigmen ini, termasuk “ungu China” yang langka, menunjukkan kecanggihan teknologi Dinasti Qin.
Ungu China, sebuah pigmen sintetis, diyakini ditemukan secara tidak sengaja oleh biksu Tao saat menciptakan batu giok tiruan dari kaca. Namun, pigmen ini sangat sensitif terhadap lingkungan luar. Ketika patung-patung terpapar udara, kelembapan dan oksigen menyebabkan lapisan cat mengelupas, meninggalkan tanah liat telanjang. Banjir dan kebakaran di masa lalu juga mempercepat kerusakan warna pada beberapa patung.
Tantangan Pelestarian Warisan
Upaya pelestarian Terracotta Army menghadapi tantangan besar. Pemerintah Tiongkok membatasi jumlah pengunjung harian hingga 8.000 orang dan menerapkan teknologi pemantauan suhu dan kelembapan untuk menjaga kondisi patung. Suhu di dalam museum dijaga sekitar 18 derajat Celsius dengan kelembapan relatif 70%.
Namun, tantangan terbesar adalah mencegah kerusakan lebih lanjut saat penggalian. Banyak arkeolog enggan menggali makam utama Qin Shi Huang karena risiko kontaminasi merkuri yang tinggi dan keterbatasan teknologi untuk melestarikan artefak tanpa merusaknya.