Seberapa Sulit Medan Gunung Rinjani? Pendaki Harus Tahu 10 Hal Ini
- Pixabay
Tanjakan terakhir menuju puncak Rinjani dari Pelawangan Sembalun dikenal sebagai "jalur pasir" karena permukaannya yang berpasir dan berkerikil. Setiap dua langkah maju, pendaki sering melorot satu langkah ke belakang, membuatnya sangat melelahkan. Bagian ini membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam untuk mendaki 1.000 meter vertikal. Pendakian biasanya dilakukan dini hari untuk mengejar sunrise, sehingga suhu dingin dan angin kencang menjadi tantangan tambahan.
4. Cuaca yang Berubah Cepat
Cuaca di Rinjani sangat tidak terduga. Di musim kemarau (April-Oktober), suhu bisa mencapai 30°C di siang hari namun turun hingga 5°C di malam hari. Di musim hujan (November-Maret), jalur menjadi licin dan berisiko longsor, sehingga Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTGR) sering menutup jalur. Pendaki harus membawa jaket tahan air dan pakaian hangat untuk mengantisipasi perubahan cuaca.
5. Keterbatasan Sumber Air
Sumber air di Rinjani terbatas, terutama di jalur Sembalun. Air hanya tersedia di pos tertentu, seperti Pos 2 atau di dekat Danau Segara Anak. Pendaki harus merencanakan kebutuhan air dengan cermat, terutama karena membawa air berlebih menambah beban. Porter biasanya membantu membawa air, tetapi pendaki tetap perlu membawa botol cadangan.
6. Medan Berbatu di Sekitar Danau Segara Anak
Turun dari Pelawangan Senaru ke Danau Segara Anak melibatkan jalur berbatu yang curam dan licin. Jarak 3,5 km ini bisa memakan waktu 2-3 jam karena pendaki harus berhati-hati agar tidak terpeleset. Di tepi danau, medan berlumpur sering menyulitkan pergerakan, terutama setelah hujan. Sepatu tahan air sangat disarankan di area ini.