Cara Menghindari Kapuhunan, Selamat Meski Tolak Makanan dari Orang Kalimantan

Rumah Radakng Kalimantan
Sumber :
  • Wonderful Indonesia

Tradisi Terkait dan Konteks Sosial

10 Negara Paling Berbahaya Dikunjungi, Indonesia Termasuk!

Selain bajapai dan ucapan simbolis, beberapa tradisi lain juga membantu menghindari kapuhunan. Misalnya, jika seseorang memiliki keinginan untuk mencicipi makanan tertentu tetapi tidak memenuhinya, mereka dapat melakukan ritual kecil, seperti menggigit jari atau mengucapkan basaru untuk “menetralkan” keinginan tersebut. Tradisi ini lebih umum di kalangan masyarakat pedesaan, seperti di Kabupaten Hulu Sungai Selatan atau Barito Kuala, dan masih dipraktikkan hingga kini.

Dalam konteks sosial, kapuhunan juga berfungsi untuk memperkuat ikatan komunitas. Menawarkan makanan adalah cara masyarakat Kalimantan menunjukkan keramahan dan kebersamaan. Oleh karena itu, penolakan yang tidak disertai tanda penghormatan dapat dianggap sebagai ketidaksopanan, terutama di acara-acara besar seperti aruh ganal (pesta adat Dayak) atau baayun maulid (perayaan kelahiran Nabi Muhammad). Wisatawan yang memahami konteks ini akan lebih mudah diterima oleh masyarakat lokal.

Tips Praktis untuk Wisatawan

10 Kota dengan Kuliner Jalanan Terlezat di Dunia, yang Doyan Makan Wajib Datang!

Bagi wisatawan yang ingin menjelajahi Kalimantan tanpa khawatir tentang kapuhunan, berikut adalah beberapa tips praktis. Pertama, selalu bawa botol air sendiri untuk menunjukkan bahwa Anda sudah memiliki minuman, sehingga penolakan minuman lain terasa lebih alami. 

Kedua, pelajari beberapa frasa sederhana dalam bahasa Banjar, seperti tarima kasih (terima kasih) atau sapulun, untuk menunjukkan penghormatan. 

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah untuk Backpacker, Bisa Liburan Hemat!

Ketiga, jika mengunjungi daerah pedesaan, seperti desa-desa di sepanjang Sungai Mahakam atau Barito, tanyakan kepada pemandu lokal tentang adat istiadat setempat sebelum menerima atau menolak tawaran.

Halaman Selanjutnya
img_title