Usia 30an dan Pernah Di-PHK? Ini Cara Meyakinkan HRD Kalau Kamu Masih Kompeten

Ilustrasi wawancara kerja
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Di usia 30-an, kebanyakan orang tengah berada di fase stabil, punya pengalaman kerja 5–10 tahun, mulai percaya diri dengan keahlian, dan sedang membangun jenjang karier. Namun, hidup tak selalu berjalan mulus. Banyak orang yang harus menghadapi kenyataan pahit kena PHK, baik karena efisiensi, atau restrukturisasi perusahaan.

Mau Kerja Kantoran atau Remote? Begini Strategi Cari Kerja Sesuai Gaya Hidup Anda

Setelah itu, muncul tantangan baru melamar pekerjaan lagi. Saat prosesi wawancara dan duduk di hadapan HRD, tak sedikit yang dilanda kecemasan. Beberapa kecemasan itu seperti:


"Apakah status pernah di-PHK akan membuat saya terlihat kurang layak?"

Tips Cari Kerja yang Aman, 7 Profesi Ini Hampir Nggak Pernah Kena PHK!

"Apakah di usia 30-an saya dianggap terlalu tua dibanding kandidat muda?"

Tenang, kamu tidak sendiri. Menurut pakar psikologi industri, penulis buku “Switchers”, dan kontributor tetap Forbes Careers, Dr. Dawn Graham, Ph.D., PHK bukan akhir karier melainkan momen refleksi dan rebranding profesional.

"Berapa Gaji yang Kamu Harapkan?” Ini Cara Jawab yang Bikin HRD Makin Yakin Rekrut Kamu!

"HR tidak mencari kandidat yang sempurna, tapi orang yang belajar dari pengalaman, termasuk PHK. Cara kamu menjelaskan masa lalu akan menentukan kesan yang kamu tinggalkan," kata Dawn.

Di mata HRD berpengalaman, kata dia, PHK tidak selalu berarti seseorang tidak kompeten. Banyak PHK terjadi karena alasan ekonomi, efisiensi operasional, atau perubahan strategi bisnis bukan karena kesalahan pribadi.

Hal yang lebih penting bagi HR adalah bagaimana kamu menyikapi fase tersebut apakah kamu berlarut-larut dalam keterpurukan? atau kamu memanfaatkannya untuk tumbuh, belajar, dan membangun ulang?

Bagi kandidat usia 30+, ada beberapa keunggulan yang justru bisa diangkat seperti stabil secara emosi dan mental, punya rekam jejak kerja nyata. Lebih bijak menghadapi tekanan hingga mulai matang dalam berpikir strategis

Namun, tantangan tetap ada, seperti rasa minder saat bersaing dengan kandidat usia 20-an atau kesulitan menunjukkan fleksibilitas belajar hal baru.

Cara Bangun Narasi Karier yang Kuat Setelah PHK

1. Jangan Sembunyikan Fakta PHK, Tapi Jangan Dramatis

Kejujuran itu penting, tapi bagaimana kamu membingkai narasi lebih penting lagi.

Contoh buruk:

“Saya dipecat karena perusahaan mulai pilih-pilih orang.”

Contoh bijak:

“Saya terdampak program efisiensi perusahaan pada awal 2024. Itu menjadi momen bagi saya untuk mengevaluasi ulang arah karier saya dan memperbarui keahlian.”

Kamu tak perlu menjual rasa kasihan. Tunjukkan bahwa kamu tidak pasif selama masa transisi.

2. Tampilkan Aksi Nyata Selama Menganggur

Jangan biarkan HRD berpikir kamu hanya menunggu lowongan. Ceritakan:

  • Kursus atau sertifikasi yang kamu ambil

  • Kegiatan freelance atau proyek pribadi

  • Kontribusi pada UMKM atau komunitas

  • Belajar software, tools, atau skill baru

Contoh jawaban:

“Saya menyadari pentingnya digital marketing, jadi selama 3 bulan terakhir saya ambil kursus Google Ads dan bantu usaha saudara saya meningkatkan traffic online-nya.”

Ini menunjukkan inisiatif dan growth mindset, nilai yang dicari semua HR.

3. Tonjolkan Pencapaian, Bukan Status Terakhir

Daripada fokus pada posisi yang kamu tinggalkan, lebih baik soroti impact yang pernah kamu berikan.

Contoh:

“Selama 2 tahun terakhir, saya memimpin tim penjualan regional dan berhasil meningkatkan revenue sebesar 30% meskipun kondisi pasar sedang menurun.”

HRD ingin tahu apa kontribusimu di pekerjaan sebelumnya? Bukan sekadar jabatan.

Cara Jawab Pertanyaan Interview yang Sering Dihadapi Kandidat Pasca-PHK

1. “Kenapa Anda keluar dari pekerjaan sebelumnya?”

Jawaban disarankan:

“Perusahaan saya sebelumnya melakukan efisiensi besar karena dampak ekonomi global. Saya termasuk tim yang terdampak. Tapi saya melihat ini sebagai kesempatan mengevaluasi diri dan memperkuat kompetensi di bidang X.”

Jujur, ringkas, dan langsung tunjukkan bahwa kamu tetap berkembang.

2. “Apa Anda masih bisa bersaing dengan kandidat yang lebih muda?”

Jawaban disarankan:

“Saya justru membawa kombinasi antara pengalaman lapangan, stabilitas emosi, dan kemampuan adaptif. Selama masa transisi, saya aktif mengikuti pelatihan terbaru agar tetap relevan dengan kebutuhan industri saat ini.”

Jawaban ini menunjukkan kamu updated dan tidak takut berubah.

3. “Apa yang membuat Anda lebih unggul dari kandidat lain?”

Jawaban disarankan:

“Saya punya pengalaman menghadapi ketidakpastian. Saya pernah kehilangan pekerjaan, tapi saya tidak menyerah. Justru itu mengasah saya untuk lebih fleksibel, rendah hati, dan cepat belajar. Saya yakin kualitas ini akan membantu saya berkontribusi secara maksimal.”

Tunjukkan Sisi Kompeten Usia 30+ di Setiap Kesempatan

  • Perbarui CV & LinkedIn

Gunakan keyword yang relevan dan soroti skills terkini. Highlight proyek dan pencapaian, bukan sekadar jabatan.

  • Latihan interview & body language

Di usia 30-an, ekspresi lebih terbaca. Tunjukkan ketenangan, tapi jangan dingin. Perlihatkan energi positif dan ketertarikan yang tulus terhadap posisi yang dilamar.

  • Tampil rapi dan percaya diri

Jangan terlalu kasual, tapi juga tidak perlu overdress. Tujuanmu adalah tampil profesional, relevan, dan approachable.

Kapan Harus Khawatir dan Kapan Harus Yakin?

Harus waspada jika:

  • Tidak bisa menjelaskan celah waktu pasca PHK

  • Tidak punya aktivitas berarti dalam 3–6 bulan terakhir

  • Hanya mengeluh tentang perusahaan sebelumnya

Tapi kamu bisa yakin jika:

  • Kamu punya narasi yang jujur dan optimis

  • Kamu tetap belajar dan berkembang

  • Kamu percaya bahwa pengalaman pahit bisa jadi kekuatan

“Apa yang kamu pelajari saat tidak bekerja bisa lebih berkesan daripada apa yang kamu capai saat bekerja.”
Dr. Dawn Graham, Ph.D.