Ditanya “Kenapa Kamu Ingin Bekerja di Sini?” Ini Cara Jawabnya Biar HRD Langsung Ngangguk

Ilustrasi wawancara kerja
Sumber :
  • Freepik

LifestyleWawancara kerja sedang berjalan mulus, lalu pewawancara melempar satu pertanyaan yang terdengar simpel “Kenapa kamu ingin bekerja di sini?”

Hindari 5 Hal Kecil yang Sering Bikin Gagal Wawancara Kerja

Kedengarannya ringan, tapi justru di sinilah banyak kandidat tersandung. Jawaban yang terlalu umum, seperti “Karena perusahaannya bagus” atau “Saya ingin belajar”, justru membuat pewawancara kehilangan minat. Padahal, ini adalah momen penting untuk menunjukkan bahwa kamu bukan pelamar sembarangan.

Menurut pakar perilaku kerja dan kontributor tetap di Business Insider dan Forbes, Lynn Taylor pertanyaan ini bisa mengungkap banyak hal dalam satu jawaban.

Gugup Besok Mau Wawancara Kerja? Ini 7 Cara Biar Jawaban Wawancaramu Nggak Terlihat Ngedadak

“Pertanyaan ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan bahwa Anda sudah melakukan riset dan memiliki tujuan karier yang selaras dengan perusahaan,” jelas Taylor.

Apa yang Ingin HRD Ketahui dari Pertanyaan Ini?

Pewawancara tidak sedang menguji kemampuan menjilat. Mereka ingin tahu beberapa hal krusial:

  • Motivasi pribadi: Apakah kamu punya alasan kuat melamar di sini, atau sekadar coba-coba?
  • Kecocokan nilai: Apakah kamu selaras dengan budaya dan cara kerja perusahaan?
  • Pemahaman tentang perusahaan: Sejauh mana kamu mengenal produk, layanan, atau visi mereka?
  • Komitmen jangka panjang: Apakah kamu terlihat serius dan bisa bertahan lama?
Tips Cara Menyusun CV Saat Kamu Baru Saja Kehilangan Pekerjaan Biar Dilirik HR

Dengan kata lain, ini bukan cuma soal keinginan kerja, tapi juga alasan di baliknya.

Kesalahan Umum dalam Menjawab

Berikut adalah beberapa kesalahan paling sering ditemukan saat menjawab pertanyaan ini:

1. Terlalu klise dan generik

“Karena perusahaannya besar dan punya reputasi bagus.”
Masalahnya, semua pelamar juga bisa mengatakan hal yang sama.

2. Terlalu fokus pada keuntungan pribadi

“Karena lokasinya dekat dari rumah” atau “Saya ingin gaji yang lebih tinggi.”
Ini membuat kamu terlihat oportunistik, bukan termotivasi secara profesional.

3. Mengutip visi perusahaan tanpa makna pribadi

Mengucapkan ulang misi perusahaan dari website tanpa menjelaskan kenapa itu penting bagimu.

4. Tidak menyebutkan kontribusi

Jawaban hanya bicara tentang apa yang ingin dipelajari, bukan apa yang bisa diberikan.

Lynn Taylor mengingatkan bahwa perusahaan ingin tahu apa yang bisa Anda kontribusikan, bukan sekadar apa yang Anda inginkan dari mereka.

Cara Menjawab dengan Strategi SMART

Agar jawabanmu terdengar kuat, gunakan pendekatan SMART:

S – Specific

Sebutkan aspek unik dari perusahaan: produk, proyek, nilai, atau budaya kerja yang kamu kagumi.

M – Match

Tunjukkan bagaimana nilai atau keahlianmu match dengan perusahaan tersebut.

A – Added Value

Jelaskan kontribusi atau dampak yang bisa kamu berikan jika bergabung.

RT – Real & Timely

Gunakan contoh atau berita terkini sebagai bukti bahwa kamu update dan benar-benar tertarik.

Contoh jawaban dengan pendekatan SMART:

“Saya tertarik bekerja di sini karena perusahaan ini dikenal inovatif dalam digital banking, terutama setelah peluncuran aplikasi X yang banyak dipuji karena desainnya yang user-friendly. Dengan latar belakang saya di UX design dan pengalaman mengembangkan aplikasi dengan lebih dari 500 ribu pengguna, saya yakin bisa berkontribusi pada pengembangan produk digital berikutnya.”

Jawaban ini tidak hanya menunjukkan riset, tapi juga menjelaskan kecocokan dan nilai tambah yang kamu tawarkan.

Contoh Jawaban Berdasarkan Sektor Pekerjaan

1. Startup Teknologi

“Saya terkesan dengan bagaimana perusahaan ini terus bereksperimen dengan AI generatif dan open-source. Sebagai engineer yang aktif di komunitas open source, saya merasa cocok dengan semangat kolaboratif dan progresif yang dibangun di sini.”

2. Industri Kreatif (Agensi, Media, dll.)

“Saya mengikuti proyek kampanye digital perusahaan ini dan suka bagaimana tone visual dan storytelling-nya kuat tapi tetap humanis. Sebagai content creator, saya ingin jadi bagian dari tim yang mampu menyampaikan pesan dengan dampak emosional sebesar itu.”

3. Korporasi atau Manufaktur Besar

“Saya menghargai fokus perusahaan ini terhadap sustainability dan efisiensi proses produksi. Latar belakang saya di manajemen rantai pasok sangat relevan, dan saya ingin berkontribusi untuk program pengurangan limbah industri yang sedang dikembangkan perusahaan.”

Kunci Sukses: Riset Sebelum Wawancara

Tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam. Bahkan riset 30 menit bisa cukup jika kamu tahu apa yang dicari.

Hal yang perlu dicari:

  • Website resmi: misi, nilai, proyek baru
  • Media sosial: budaya kerja, aktivitas perusahaan
  • Berita terbaru: ekspansi, akuisisi, peluncuran produk
  • Glassdoor dan LinkedIn: testimoni karyawan, insight budaya kantor
  • Kompetitor: bagaimana posisi perusahaan ini di industrinya?

“Informasi konkret tentang perusahaan akan membedakan kamu dari kandidat lain yang hanya menjawab karena ‘ingin belajar’,” Lynn Taylor menyarankan.

Tips Tambahan: Profesional Tapi Tetap Tulus

  • Gunakan bahasa yang natural tapi profesional.
  • Hindari terlalu banyak sanjungan tanpa bukti.
  • Jangan hanya fokus pada apa yang kamu inginkan, tapi juga apa yang kamu tawarkan.
  • Jika memungkinkan, kaitkan nilai perusahaan dengan nilai pribadimu.

Contoh penutup jawaban yang kuat:

“Saya yakin ini adalah tempat yang tepat untuk mengembangkan potensi saya sekaligus memberikan dampak yang nyata lewat keahlian yang saya miliki.”

Pertanyaan “Kenapa kamu ingin bekerja di sini?” bukan sekadar formalitas. Ini adalah cara HRD menilai apakah kamu:

  • Serius melamar
  • Punya motivasi yang tepat
  • Cocok dengan budaya perusahaan
  • Bisa memberi nilai tambah

Jawabanmu harus menunjukkan bahwa kamu sudah riset, paham peran, dan siap berkontribusi. Dengan pendekatan SMART dan gaya yang tulus, kamu akan meninggalkan kesan positif yang kuat.

Seperti kata Lynn Taylor, kandidat yang menjawab dengan riset dan arah yang jelas akan langsung tampak lebih serius dan itu yang dicari oleh semua manajer perekrutan.

Jadi, sebelum wawancara berikutnya, luangkan waktu untuk mengenal perusahaan incaranmu. Jawaban satu menit yang solid bisa membuka pintu menuju pekerjaan impianmu.