Tanpa Sadar, Orang Tua Bisa Wariskan Trauma ke Anak, Begini Caranya!
Kamis, 2 Oktober 2025 - 17:00 WIB
Sumber :
- Freepik
Trauma Lintas Generasi: Fakta yang Harus Diwaspadai
Fenomena trauma lintas generasi bukan sekadar istilah populer, tapi realita yang diakui oleh para ahli psikologi. Dr. Bessel van der Kolk, seorang psikiater dan penulis buku terkenal The Body Keeps the Score, menjelaskan bahwa trauma tidak hanya memengaruhi individu yang mengalaminya, tapi juga bisa membentuk cara mereka memperlakukan orang lain, termasuk anak.
“Trauma dapat diwariskan ketika emosi yang belum terselesaikan pada orang tua membentuk lingkungan emosional tempat anak tumbuh,” kata dia.
Artinya, anak-anak menyerap bukan hanya perilaku orang tua, tapi juga atmosfer emosional yang mereka ciptakan di rumah. Jika orang tua penuh dengan kecemasan, kemarahan, atau rasa tidak aman, anak berisiko menanggung beban emosional yang sama.
Dampak Luka Batin Orang Tua pada Anak
- Kesulitan Regulasi Emosi
Anak sering belajar dari cara orang tua bereaksi terhadap stres. Jika orang tua mudah marah atau menarik diri, anak bisa meniru pola tersebut. - Rasa Tidak Aman dalam Relasi
Anak yang tumbuh dengan orang tua penuh luka emosional bisa merasa tidak cukup dicintai atau diterima. Hal ini memengaruhi kepercayaan diri dan hubungan sosialnya kelak. - Potensi Trauma Baru
Pola asuh yang keras, penuh kritik, atau minim kasih sayang bisa memunculkan trauma baru pada anak yang sebenarnya berakar dari luka batin orang tua.
Cara Memutus Siklus Trauma Lintas Generasi
Halaman Selanjutnya
Kabar baiknya, trauma lintas generasi bisa dicegah. Orang tua bisa mengambil langkah-langkah berikut untuk tidak mewariskan luka batin mereka: