Sekolah Full Day: Menaikkan Prestasi atau Membebani Anak?

Ilustrasi anak SD
Sumber :
  • Shuttershock

  • Sebuah survei orang tua menunjukkan bahwa sekitar 21% orang tua tidak siap anaknya menjalani sekolah lima hari penuh hingga sore hari karena khawatir stamina dan konsentrasi anak menurun.
  • Studi terhadap siswa sekolah menengah menunjukkan banyak merasa bosan, motivasi belajar menurun, dan waktu dengan keluarga semakin berkurang.
  • Jurnal pendidikan internasional The International Journal of Social Pedagogy melaporkan bahwa jadwal sekolah yang terlalu padat dapat meningkatkan risiko stres anak dan menurunkan kualitas pembelajaran serta kondisi guru maupun siswa.

Apakah Sekolah Full Day Baik atau Tidak?

Kenapa Banyak Anak SD Cepat Bosan Belajar? Begini Triknya Biar Belajar Nggak Jadi Beban

Ya, bisa efektif namun hanya jika dijalankan dengan kualitas tinggi dan seimbang. Lamanya waktu belajar bukan jaminan prestasi; yang terpenting adalah bagaimana waktu itu dikelola cukup istirahat, variasi aktivitas, pengawasan profesional, serta dukungan psikologis untuk menjaga kesejahteraan anak.

Rekomendasi untuk Sekolah dan Orang Tua:

  1. Pastikan fasilitas memadai dan tenaga pendidik terlatih dalam menyusun kurikulum full day yang berkualitas.
  2. Terapkan jadwal seimbang: waktu akademik, ekstrakurikuler, istirahat, dan waktu relatif bebas.
  3. Lakukan evaluasi berkala terhadap kondisi fisik dan mental anak.
  4. Perkuat komunikasi antara sekolah, guru, dan orang tua untuk memonitor stres dan beban anak.
  5. Jika memungkinkan, berikan opsi sistem fleksibel (misalnya part‑time full day) sesuai kesiapan dan karakteristik anak.

 

Anak Kolokan dan Susah Ditinggal di Sekolah? Moms Wajib Tahu, Begini Cara Bijak Menghadapinya!