Jangan Asal Ikut Tren, Ini 7 Tips Pilih Jurusan Kuliah Sesuai Minat Anak

Ilustrasi wisuda
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Memilih jurusan kuliah merupakan keputusan penting yang dapat menentukan masa depan anak Anda. Sayangnya, tidak sedikit orang tua yang justru mengambil alih keputusan ini tanpa mempertimbangkan minat dan potensi anak secara menyeluruh. 

Moms, Mau Anak Kuliah Gratis di Taiwan? Begini Caranya

 

Akibatnya, anak bisa merasa tertekan, kehilangan motivasi, bahkan salah arah dalam karier ke depannya. Sebagai orang tua, Anda tentu ingin yang terbaik untuk anak. 

10 Jurusan Kuliah Ini Paling Banyak Hasilkan Pengangguran

 

Namun, pendekatan yang bijak sangat dibutuhkan agar keputusan ini tidak hanya berdasarkan harapan pribadi, tetapi juga realistis dengan kondisi dan tren masa depan.

Jangan Remehkan! Ini 5 Manfaat Afirmasi Positif untuk Anak

 

Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda dan anak dalam memilih jurusan kuliah yang tepat, relevan, dan menjanjikan.

 

1. Libatkan Anak dalam Proses Pengambilan Keputusan

 

Langkah pertama yang tak boleh diabaikan adalah melibatkan anak secara aktif dalam proses pemilihan jurusan. Dengarkan pendapat mereka, tanyakan minat serta cita-cita mereka di masa depan.

 

Pendidikan tinggi adalah proses panjang yang membutuhkan komitmen dan motivasi. Jika anak merasa memiliki kendali atas pilihannya, ia akan lebih bertanggung jawab terhadap keputusan tersebut.

 

2. Kenali Minat dan Bakat Anak Sejak Dini

 

Orang tua dapat mulai mengamati kecenderungan anak sejak sekolah menengah. Apakah ia suka menggambar, berhitung, menulis, atau tertarik pada komputer?

 

Mengikuti tes minat dan bakat atau konsultasi dengan guru BK juga bisa menjadi langkah awal untuk memahami potensi alami anak sebelum memilih jurusan kuliah tertentu.

 

3. Pertimbangkan Peluang Kerja di Masa Depan

 

Jurusan kuliah yang populer belum tentu memiliki prospek kerja yang baik. Saat ini, banyak pekerjaan baru bermunculan karena perkembangan teknologi, termasuk bidang data science, kecerdasan buatan (AI), dan ekonomi digital.

 

Sebaliknya, beberapa jurusan yang dulu dianggap aman kini menghadapi kejenuhan pasar. Cek tren pasar kerja dari lembaga seperti World Economic Forum atau Kementerian Tenaga Kerja RI agar Anda memiliki gambaran tentang jurusan yang relevan di masa depan.

 

4. Jangan Sekadar Mengejar Status atau Gengsi

 

Memilih jurusan kuliah sebaiknya tidak didasarkan pada gengsi semata. Misalnya, karena tetangga masuk jurusan kedokteran, anak juga “dipaksa” ke sana padahal tidak berminat.

 

Setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Fokuslah pada jurusan yang paling sesuai dengan kekuatan dan tujuan anak, bukan semata-mata yang dianggap "bergengsi".

 

5. Lihat Kurikulum dan Metode Belajar

 

Jangan hanya terpaku pada nama jurusan. Periksa juga kurikulum, mata kuliah yang ditawarkan, dan metode pembelajaran dari beberapa universitas yang dituju.

 

Beberapa kampus sudah menerapkan metode berbasis proyek dan magang industri, yang bisa sangat bermanfaat bagi kesiapan kerja. Pastikan pendekatan tersebut cocok dengan gaya belajar anak Anda.

 

6. Hitung Kebutuhan Finansial dan Kesiapan Biaya

 

Realistis dalam hal biaya juga sangat penting. Perhatikan apakah jurusan dan kampus pilihan memerlukan biaya tinggi, termasuk untuk praktik, alat khusus, atau studi ke luar negeri.

 

Diskusikan dengan anak soal kemungkinan beasiswa, kuliah sambil kerja, atau memilih kampus dengan kualitas baik namun biaya lebih terjangkau.

 

7. Buka Ruang Evaluasi dan Perubahan

 

Tak semua keputusan harus final sejak awal. Jika ternyata setelah menjalani satu atau dua semester anak merasa tidak cocok, berikan ruang untuk evaluasi ulang.

 

Banyak universitas kini membuka peluang untuk pindah jurusan di semester awal tanpa harus mengulang total. Ini bisa menjadi jalan tengah untuk menemukan jurusan terbaik tanpa tekanan.

 

Memilih jurusan kuliah adalah proses penting yang memerlukan kolaborasi antara orang tua dan anak. Jangan jadikan keputusan ini sebagai paksaan satu arah, tetapi sebagai hasil dialog terbuka, analisis rasional, dan dukungan emosional.

 

Dengan mengikuti tips di atas, Anda bisa membantu anak meniti jalur pendidikan yang sesuai potensi dan realistis terhadap tantangan dunia kerja masa kini dan masa depan.