Anak Takut ke Dokter? Bisa Jadi Kesalahan Ini Dilakukan Sejak Kecil

Ilustrasi anak di dokter
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Kunjungan ke dokter sering kali menjadi pengalaman yang menakutkan bagi anak-anak, mulai dari balita hingga usia sekolah dasar. Tangisan, kepanikan, atau bahkan penolakan keras sering terjadi saat anak diajak ke klinik atau rumah sakit. Fobia terhadap dokter atau iatrophobia ini tidak muncul begitu saja; sering kali, pola asuh atau pengalaman awal anak dengan dunia medis menjadi pemicunya. 

7 Kesalahan Makeup Mata yang Diam-Diam Bikin Wajah Terlihat Lebih Tua, Nomor 3 Sering Dilakukan

Penelitian dari Journal of Pediatric Psychology (2019) menunjukkan bahwa pengalaman negatif di usia dini dapat membentuk ketakutan jangka panjang terhadap perawatan kesehatan. 

Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang dilakukan orang tua sejak anak masih kecil yang dapat memicu rasa takut ke dokter.

1. Menggunakan Dokter sebagai Ancaman

5 Cara Mengatur Keuangan yang Terlihat Cerdas justru Bikin Rentan Miskin, Stop Sekarang!

Salah satu kesalahan yang sering tidak disadari adalah menggunakan dokter atau suntikan sebagai ancaman untuk mendisiplinkan anak. Kalimat seperti “Kalau nakal, nanti disuntik dokter!” atau “Awas, ke dokter kalau tidak makan!” menciptakan asosiasi negatif antara dokter dan hukuman. 

Menurut psikolog anak Dr. Amanda Zaidman, pernyataan seperti ini membuat anak memandang dokter sebagai sosok menakutkan, bukan sebagai figur yang membantu. Sebaliknya, orang tua sebaiknya memperkenalkan dokter sebagai teman yang menjaga kesehatan, misalnya dengan menjelaskan bahwa dokter membantu anak tetap kuat untuk bermain. Gunakan buku cerita atau video edukasi tentang dokter untuk membangun persepsi positif sejak dini.

2. Tidak Mempersiapkan Anak Sebelum Kunjungan

Tips Cari Kerja yang Aman, 7 Profesi Ini Hampir Nggak Pernah Kena PHK!

Ketidakpastian sering kali memicu kecemasan pada anak. Banyak orang tua tidak menjelaskan apa yang akan terjadi saat kunjungan ke dokter, sehingga anak merasa terkejut atau takut ketika diperiksa. 

Sebelum kunjungan, jelaskan prosesnya dengan bahasa sederhana sesuai usia anak, seperti “Dokter akan memeriksa telinga kamu dengan alat kecil yang seperti senter.” 

Anda juga bisa memainkan peran dokter-dokteran di rumah menggunakan mainan stetoskop untuk membiasakan anak dengan prosedur medis. Penelitian dari Child Development (2020) menunjukkan bahwa anak yang dipersiapkan dengan baik cenderung lebih tenang selama pemeriksaan.

3. Menunjukkan Kecemasan Orang Tua

Anak sangat peka terhadap emosi orang tua. Jika orang tua terlihat cemas atau tegang saat mengantar anak ke dokter, anak akan menyerap emosi tersebut dan merasa bahwa kunjungan ke dokter adalah sesuatu yang perlu ditakuti. 

Misalnya, nada suara yang gelisah atau bahasa tubuh yang tegang dapat memperburuk ketakutan anak. Untuk mengatasinya, orang tua perlu menjaga sikap tenang dan percaya diri. Jika Anda merasa cemas, praktikkan teknik pernapasan dalam sebelum masuk ruang dokter, dan gunakan nada suara yang lembut serta optimis saat berbicara dengan anak.

4. Tidak Memberikan Dukungan Selama Pemeriksaan

Selama pemeriksaan, anak sering merasa rentan karena berada di lingkungan asing dengan orang yang tidak dikenal. Beberapa orang tua tidak memberikan dukungan emosional, seperti memegang tangan anak atau memberikan kata-kata penyemangat, yang dapat membuat anak merasa sendirian. 

Menurut American Academy of Pediatrics, kehadiran fisik dan emosional orang tua selama prosedur medis dapat mengurangi stres anak hingga 50%. Duduklah di dekat anak, pegang tangannya, atau alihkan perhatiannya dengan cerita atau lagu favorit. Jika memungkinkan, minta dokter untuk menjelaskan setiap langkah pemeriksaan agar anak merasa lebih terlibat.

5. Mengabaikan Pengalaman Negatif Sebelumnya

Pengalaman traumatis, seperti suntikan yang menyakitkan atau pemeriksaan yang tidak nyaman, dapat meninggalkan kesan mendalam pada anak. Jika orang tua tidak membahas pengalaman ini, anak mungkin menyimpan ketakutan yang tidak terselesaikan. Setelah kunjungan, ajak anak berbicara tentang apa yang mereka rasakan, misalnya, “Apa yang membuatmu takut tadi?” 

Dengarkan tanpa menghakimi, lalu jelaskan bahwa rasa sakit sementara, seperti suntikan, membantu mereka tetap sehat. Untuk kunjungan berikutnya, minta dokter menggunakan teknik pengalihan, seperti memberikan mainan kecil atau stiker setelah pemeriksaan, untuk menciptakan pengalaman positif.

Tips Membantu Anak Merasa Nyaman

Untuk mengurangi ketakutan, jadwalkan kunjungan ke dokter di waktu anak sedang rileks, seperti pagi hari setelah sarapan. Hindari janji bahwa “tidak akan sakit” jika prosedur melibatkan suntikan, karena kebohongan dapat merusak kepercayaan anak. Sebaliknya, katakan, “Mungkin sedikit tidak nyaman, tapi aku akan ada di sampingmu.” 

Berikan pujian atau hadiah kecil, seperti permen atau waktu bermain ekstra, setelah kunjungan selesai untuk memperkuat asosiasi positif. Jika anak memiliki fobia ekstrem, konsultasikan dengan psikolog anak untuk terapi perilaku kognitif yang dapat membantu mengelola kecemasan.