Banyak Belajar Bukan Berarti Banyak Paham! Berikut Ini 5 Teknik Belajar Anak yang Terbukti Efektif Menurut Sains

Ilustrasi ibu mengajari anak belajar
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Saat ini, banyak anak-anak tenggelam dalam pekerjaan rumah, les tambahan, dan sesi belajar tanpa akhir. Ada anggapan umum bahwa makin banyak belajar, makin banyak yang dipahami. Tapi sains berkata lain.

Jangan Sampai Tergeser AI, Ini 10 Skill Penting yang Wajib Dimiliki Lulusan Baru

Penelitian dalam psikologi pendidikan dan ilmu kognitif menunjukkan bahwa belajar bisa dilakukan dengan lebih cepat, menyenangkan, dan tahan lama hanya dengan beberapa strategi cerdas. Jadi, bukan soal berapa lama waktu yang dihabiskan untuk belajar, tapi bagaimana cara memanfaatkannya.

Berikut ini lima teknik belajar yang tidak hanya berdasarkan riset ilmiah, tapi juga terbukti membantu anak mengingat lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat:

1. Latihan Mengingat (Retrieval Practice)

Dijuluki 'Nasi Miskin', Begini Nikmatnya Nasi Tutug Oncom yang Sudah Naik Kelas

Penelitian dari ilmuwan kognitif seperti Dr. Henry Roediger dari Universitas Washington menunjukkan bahwa retrieval practice, yaitu proses mengingat informasi tanpa melihat catatan, bisa meningkatkan daya ingat secara signifikan.

Setelah mempelajari sesuatu yang baru, anak sebaiknya mencoba mengingat kembali materi tersebut tanpa membuka buku. Bisa dengan kartu flash, kuis kecil, atau bahkan menjelaskan ulang pelajaran tadi ke mainan atau saudara. Aktivitas ini memaksa otak menggali informasi dan memperkuat jejak ingatan.

2. Pengulangan Bersela (Spaced Repetition)

Sering Makan Mi Instan Dua Porsi Sekaligus? Hati-hati Picu Masalah Kesehatan yang Serius

Otak manusia cenderung mudah melupakan, namun teknik yang disebut spaced repetition mampu melawan hal ini. Berdasarkan penelitian dari Hermann Ebbinghaus, metode ini menyarankan agar ulasan dilakukan dalam jeda waktu tertentu, sehingga otak “bertemu kembali” dengan informasi tepat sebelum terlupakan.

Contohnya, cukup lima menit ulasan pada Hari ke-1, lalu ulangi lagi pada Hari ke-3 dan ke-6. Teknik ini membuat materi semakin melekat di ingatan.

3. Campur Materi (Interleaving)

Interleaving adalah teknik belajar dengan mencampur berbagai jenis soal atau mata pelajaran dalam satu sesi belajar. Misalnya, sesi belajar 30 menit dibagi menjadi 10 menit untuk IPA, 10 menit sejarah, dan 10 menit matematika, lalu diulang secara bergantian.

Teknik ini memaksa otak untuk beradaptasi, berpindah konteks, dan membangun koneksi antar konsep. Penelitian menunjukkan bahwa interleaving memperkuat kemampuan menyelesaikan masalah dan pemahaman jangka panjang, terutama untuk pelajaran seperti matematika dan sains.

4. Kode Ganda (Dual Coding)

Menurut psikolog kognitif Allan Paivio, dual coding atau menggabungkan teks dan visual secara bersamaan mampu mengaktifkan lebih banyak bagian otak.

Sebagai contoh, ketika anak belajar tentang tata surya, menuliskan definisinya sambil menggambar skema atau menonton video bisa membantu otak menyimpan informasi dalam dua bentuk. Bahkan membuat diagram alur atau komik dari pelajaran sejarah bisa memperdalam pemahaman. Intinya adalah melihat apa yang sedang dipelajari, bukan sekadar membaca.

5. Efek Murid yang Mengajar (The Protégé Effect)

Ini dikenal sebagai protégé effect. Ketika anak mengajarkan kembali apa yang ia pelajari, ia akan lebih fokus, menyusun informasi secara teratur, dan mengingatnya lebih lama.

Entah itu mengajari adik cara kerja perkalian, atau berpura-pura jadi guru dengan mainan kelas-kelasan, proses mengajar akan mengubah pengetahuan pasif menjadi pemahaman aktif yang lebih kuat.

Dengan memahami cara kerja otak dalam menyerap informasi, kita bisa mengubah belajar yang melelahkan menjadi pengalaman yang lebih ringan dan menyenangkan. Kuncinya bukan belajar lebih lama, tapi belajar lebih cerdas.