Ide Permainan Anak 90-an Menarik: Mengisi Masa Libur Sekolah dengan Nostalgia

Ilustrasi bermain layang-layang
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Masa libur sekolah adalah waktu yang tepat untuk mengenalkan anak-anak pada kesederhanaan dan kegembiraan permainan era 1990-an, ketika dunia belum didominasi oleh gadget dan teknologi digital. Permainan anak 90-an tidak hanya menghibur, tetapi juga merangsang kreativitas, keterampilan sosial, dan kesehatan fisik. Dengan menghidupkan kembali permainan tradisional dan aktivitas nostalgia ini, orang tua dapat menciptakan pengalaman liburan yang berkesan sekaligus mendidik bagi anak-anak. 

Tradisi Menyapih Berbeda di Tiap Budaya, Boleh Dicoba Caranya!

Artikel parenting ini menyajikan berbagai ide permainan anak 90-an yang menarik, lengkap dengan cara memainkannya dan manfaatnya bagi perkembangan anak, sehingga libur sekolah menjadi momen penuh makna tanpa ketergantungan pada layar.

Mengapa Permainan Anak 90-an Masih Relevan?

Permainan anak di era 1990-an memiliki daya tarik tersendiri karena mengutamakan interaksi langsung, baik dengan teman sebaya maupun lingkungan sekitar. Menurut penelitian dari Journal of Play, aktivitas fisik dan permainan tradisional dapat meningkatkan kemampuan kognitif, motorik, dan sosial anak. 

Menyapih Mendadak Bisa Sebabkan Dampak Buruk, Ketahui 5 Hal Ini

Berbeda dengan permainan digital yang sering kali bersifat individual, permainan 90-an mendorong kolaborasi, imajinasi, dan aktivitas fisik. Dengan mengenalkan permainan ini, orang tua tidak hanya mengajak anak menikmati nostalgia, tetapi juga membantu mereka membangun keterampilan hidup yang esensial.

Ide Permainan Anak 90-an untuk Libur Sekolah

1. Petak Umpet

Petak umpet adalah permainan klasik yang membutuhkan ruang terbuka, seperti halaman rumah atau taman. Satu anak menjadi "penutup" yang menghitung hingga waktu tertentu, sementara anak-anak lain bersembunyi. Setelah selesai menghitung, penutup mencari pemain yang bersembunyi. Permainan ini melatih strategi, kesabaran, dan kemampuan observasi. Untuk variasi, coba mainkan di malam hari dengan senter untuk menambah keseruan, tentunya dengan pengawasan orang tua untuk keamanan.

2. Gobak Sodor

Ketahui Kapan Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menyapih Anak

Gobak sodor atau galasin adalah permainan tim yang populer di Indonesia. Dua tim bermain di lapangan yang dibagi menjadi beberapa garis, dengan satu tim berusaha melewati garis lawan tanpa disentuh oleh penjaga. Permainan ini mengasah kerja sama tim, kecepatan, dan strategi. Orang tua dapat mengatur permainan ini di lapangan terbuka atau halaman rumah dengan menandai garis menggunakan kapur atau tali.

3. Lompat Tali

Lompat tali adalah aktivitas sederhana yang dapat dimainkan secara individu atau kelompok. Anak-anak melompati tali yang diputar oleh dua pemain atau diikat pada tiang. Permainan ini meningkatkan koordinasi mata-tangan, keseimbangan, dan kebugaran fisik. Untuk anak yang lebih kecil, gunakan tali yang lebih pendek dan putar dengan kecepatan rendah agar mereka mudah belajar.

4. Engklek

Engklek adalah permainan tradisional yang dimainkan dengan menggambar pola kotak-kotak di tanah menggunakan kapur atau batu. Pemain melompat dari satu kotak ke kotak lain dengan satu kaki sambil menghindari kotak yang ditandai dengan batu. Permainan ini melatih keseimbangan, konsentrasi, dan ketangkasan. Orang tua dapat mengajak anak membuat pola engklek sendiri untuk menambah unsur kreativitas.

5. Layang-Layang

Menerbangkan layang-layang adalah kegiatan yang menyenangkan di lapangan terbuka saat angin bertiup. Anak-anak dapat membuat layang-layang sederhana dari bambu, kertas, dan tali, lalu menerbangkannya bersama keluarga. Selain menyenangkan, kegiatan ini mengajarkan anak tentang prinsip aerodinamika sederhana dan kesabaran dalam menghadapi tantangan, seperti saat layang-layang tersangkut atau jatuh.

6. Bermain Peran atau Drama Sederhana

Anak-anak di era 90-an sering kali membuat drama kecil atau bermain peran, seperti berpura-pura menjadi dokter, pedagang, atau pahlawan super. Orang tua dapat menyediakan kostum sederhana dari pakaian bekas atau aksesori rumah tangga untuk mendorong imajinasi anak. Kegiatan ini meningkatkan kreativitas, kemampuan berbicara, dan kepercayaan diri anak.

Manfaat Permainan 90-an bagi Perkembangan Anak

Permainan-permainan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki manfaat signifikan. Aktivitas fisik seperti petak umpet dan gobak sodor membantu anak menjaga kebugaran dan mengurangi risiko obesitas. Permainan kelompok seperti gobak sodor dan lompat tali mengajarkan kerja sama, komunikasi, dan penyelesaian konflik. 

Sementara itu, aktivitas seperti engklek dan layang-layang merangsang kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah. Dengan mengurangi waktu layar, anak-anak juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik melalui interaksi tatap muka.

Tips Mengintegrasikan Permainan 90-an

Untuk membuat permainan ini menarik bagi anak-anak modern, orang tua perlu menciptakan suasana yang menyenangkan. Ajak anak untuk membantu menyiapkan peralatan, seperti menggambar pola engklek atau membuat layang-layang. Libatkan teman-teman anak untuk menciptakan suasana kompetitif yang sehat. 

Selain itu, orang tua dapat menjadi panutan dengan ikut bermain, menunjukkan antusiasme, dan membatasi penggunaan gadget selama waktu bermain. Jika anak terbiasa dengan teknologi, perkenalkan permainan ini secara bertahap dengan durasi singkat agar mereka tetap tertarik.