Stop Gadget! Ketahui Manfaat Mainan Tradisional untuk Anak
- freepik
Lifestyle –Di era digital saat ini, gadget sering menjadi pilihan utama anak untuk hiburan, namun penggunaan berlebihan dapat berdampak negatif pada perkembangan mereka. Mainan tradisional, seperti congklak, gasing, atau balok kayu, menawarkan alternatif yang kaya manfaat untuk mendukung pertumbuhan fisik, kognitif, dan emosional anak.
Berbeda dengan gadget yang cenderung bersifat pasif, mainan tradisional mendorong anak untuk aktif bergerak, berpikir kreatif, dan berinteraksi sosial. Artikel parenting ini akan mengulas secara mendalam manfaat mainan tradisional berdasarkan penelitian psikologi perkembangan, serta bagaimana mainan ini dapat menjadi solusi sehat untuk mengurangi ketergantungan anak pada layar.
Meningkatkan Kreativitas dan Imajinasi
Mainan tradisional sering kali memiliki desain sederhana yang mendorong anak untuk menggunakan imajinasi mereka. Misalnya, balok kayu dapat diubah menjadi kastil, jembatan, atau bahkan kota kecil, tergantung pada kreativitas anak.
Menurut penelitian dalam Journal of Play and Learning, bermain dengan mainan sederhana seperti balok atau boneka kain merangsang pemikiran divergen, yaitu kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru. Berbeda dengan aplikasi atau game digital yang memiliki alur terstruktur, mainan tradisional memberikan kebebasan kepada anak untuk menciptakan cerita dan skenario sendiri, sehingga memperkuat kemampuan berpikir kreatif.
Selain itu, permainan seperti congklak atau permainan tali mendorong anak untuk memecahkan masalah secara kreatif. Congklak, misalnya, mengharuskan anak menghitung dan menyusun strategi untuk memenangkan permainan, yang secara tidak langsung melatih keterampilan berpikir logis dan perencanaan.
Mendukung Perkembangan Keterampilan Motorik
Mainan tradisional sering kali melibatkan aktivitas fisik yang mendukung perkembangan motorik anak. Menurut American Academy of Pediatrics, aktivitas fisik melalui bermain penting untuk memperkuat koordinasi tangan-mata dan keterampilan motorik halus serta kasar.
Gasing, misalnya, membutuhkan ketangkasan tangan untuk memutar dan menjaga keseimbangan, sehingga melatih motorik kasar. Sementara itu, permainan seperti anyam-anyaman atau membuat bentuk dari plastisin membantu mengasah motorik halus, yang penting untuk keterampilan menulis dan menggambar di masa depan.
Permainan tradisional seperti lompat tali atau karet juga meningkatkan kekuatan otot dan koordinasi tubuh. Aktivitas ini tidak hanya menyehatkan secara fisik, tetapi juga membantu anak mengembangkan kesadaran tubuh dan keseimbangan, yang sering kali kurang terstimulasi saat menggunakan gadget.
Memperkuat Keterampilan Sosial dan Emosional
Bermain dengan mainan tradisional sering kali melibatkan interaksi dengan teman sebaya atau keluarga, yang mendukung perkembangan keterampilan sosial. Penelitian dari Child Development Journal menunjukkan bahwa permainan kelompok, seperti egrang atau gobak sodor, mengajarkan anak tentang kerja sama, komunikasi, dan penyelesaian konflik. Anak belajar untuk berbagi, menunggu giliran, dan menghormati aturan permainan, yang merupakan dasar dari interaksi sosial yang sehat.
Selain itu, mainan tradisional membantu anak mengelola emosi. Misalnya, saat bermain congklak, anak belajar mengatasi kekecewaan jika kalah dan mengembangkan rasa percaya diri saat menang. Interaksi langsung dengan orang lain selama bermain juga membantu anak mengenali ekspresi emosi, seperti kegembiraan atau frustrasi, sehingga meningkatkan kecerdasan emosional mereka.
Mengurangi Ketergantungan pada Gadget
Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan dampak negatif, seperti gangguan konsentrasi, penurunan keterampilan sosial, dan risiko gangguan tidur akibat paparan cahaya biru. Menurut Pediatrics Journal, anak yang menghabiskan lebih dari dua jam per hari di depan layar cenderung memiliki perkembangan bahasa dan sosial yang lebih lambat.
Mainan tradisional menawarkan alternatif yang menarik untuk mengalihkan perhatian anak dari gadget. Permainan seperti layang-layang atau petak umpet mendorong anak untuk beraktivitas di luar ruangan, yang juga meningkatkan paparan sinar matahari alami untuk produksi vitamin D.
Untuk mengurangi ketergantungan pada gadget, orang tua dapat memperkenalkan mainan tradisional secara bertahap. Mulailah dengan permainan yang sesuai dengan minat anak, seperti balok untuk anak yang suka membangun atau permainan tali untuk anak yang menyukai aktivitas tangan. Libatkan anak dalam memilih atau bahkan membuat mainan tradisional, seperti layang-layang sederhana dari kertas, untuk meningkatkan rasa memiliki.
Tips Memperkenalkan Mainan Tradisional
Agar anak tertarik pada mainan tradisional, orang tua perlu menciptakan pengalaman bermain yang menyenangkan. Pertama, pilih mainan yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak. Misalnya, balok kayu cocok untuk anak usia 2–5 tahun, sementara congklak lebih sesuai untuk anak usia 5 tahun ke atas karena membutuhkan kemampuan berhitung. Kedua, ajak anak bermain bersama untuk menunjukkan cara bermain dan membangun bonding.
Orang tua juga dapat mengintegrasikan nilai budaya lokal melalui mainan tradisional. Misalnya, ceritakan sejarah congklak atau gasing sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia untuk menambah daya tarik. Pastikan lingkungan bermain aman, terutama untuk permainan luar ruangan seperti lompat tali, dengan memilih area yang bebas dari bahaya fisik.
Terakhir, batasi waktu layar secara konsisten dan gantikan dengan waktu bermain menggunakan mainan tradisional, misalnya 30 menit hingga 1 jam per hari, untuk membangun kebiasaan sehat.
Memilih Mainan Tradisional yang Aman
Keamanan adalah faktor penting saat memilih mainan tradisional. Pastikan mainan terbuat dari bahan yang aman, seperti kayu bebas cat beracun atau tali yang kuat untuk lompat karet. Untuk anak di bawah 3 tahun, hindari mainan dengan bagian kecil yang dapat tertelan. Periksa juga kondisi mainan secara rutin untuk memastikan tidak ada bagian yang rusak atau tajam.
Jika memungkinkan, buat mainan tradisional sendiri bersama anak menggunakan bahan-bahan sederhana seperti kardus atau bambu untuk meningkatkan kreativitas sekaligus menghemat biaya.