7 Tips Quality Time dengan Anak ala Orang Denmark yang Patut Ditiru

Ilustrasi quality time
Sumber :
  • Freepik

LifestyleDenmark, yang dikenal sebagai salah satu negara paling bahagia di dunia menurut World Happiness Report, memiliki pendekatan pengasuhan anak yang mengedepankan kebersamaan dan hubungan emosional yang mendalam. Gaya parenting ala Denmark, yang populer melalui buku The Danish Way of Parenting, menekankan pentingnya quality time untuk membentuk anak-anak yang tangguh, empati, dan bahagia. 

Denmark Dikenal Punya Gaya Parenting Paling Positif, Begini Penerapannya

Orang tua Denmark percaya bahwa momen kebersamaan yang bermakna, baik melalui permainan sederhana maupun diskusi terbuka, dapat memperkuat ikatan keluarga dan mendukung perkembangan anak secara holistik. Artikel parenting ini memaparkan tujuh tips praktis untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan anak, terinspirasi dari pendekatan Denmark, yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Ciptakan Rutinitas Hygge untuk Kehangatan Keluarga

Konsep hygge, yang merujuk pada suasana nyaman dan kebersamaan, adalah inti dari kehidupan keluarga di Denmark. Orang tua Denmark sering mengadakan rutinitas sederhana seperti makan malam bersama tanpa gangguan teknologi, menyalakan lilin, atau membaca cerita sebelum tidur. 

Batasan Seberapa Banyak Ibu Hamil Boleh Makan Nanas

Menurut studi dari Happiness Research Institute di Copenhagen, aktivitas hygge meningkatkan rasa aman dan stabilitas emosional anak. Untuk menerapkannya, luangkan waktu setiap hari untuk aktivitas yang menciptakan kehangatan, seperti bermain kartu atau mengobrol tentang hari anak, untuk memperkuat ikatan emosional.

2. Dorong Permainan Bebas di Alam Terbuka

Orang tua Denmark memprioritaskan permainan bebas, terutama di lingkungan alam, untuk mendukung kreativitas dan kemandirian anak. Banyak anak di Denmark menghadiri skovbørnehaver (taman kanak-kanak hutan), di mana mereka bermain tanpa struktur ketat. 

Ibu Hamil Dilarang Menjahit karena Sebabkan Bayi Sumbing, Fakta atau Mitos?

Penelitian dari Aarhus University menunjukkan bahwa permainan di alam terbuka meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kesejahteraan mental anak. Anda dapat mengajak anak ke taman, pantai, atau halaman rumah untuk menjelajah, membangun benteng dari ranting, atau sekadar berlari bebas, memberikan mereka ruang untuk bereksplorasi tanpa tekanan.

3. Dengarkan Anak dengan Penuh Empati

Empati adalah pilar utama pengasuhan Denmark. Orang tua meluangkan waktu untuk mendengarkan anak tanpa menghakimi, membantu mereka merasa dihargai. Di sekolah Denmark, sesi seperti Klassens tid memungkinkan anak berbagi perasaan, sebuah praktik yang juga diterapkan di rumah. 

Untuk menerapkan ini, sisihkan waktu setiap hari untuk mengobrol dengan anak, ajukan pertanyaan terbuka seperti, “Apa yang membuatmu senang hari ini?” atau “Bagaimana perasaanmu saat itu?” Pendekatan ini, menurut jurnal Child Development, meningkatkan kecerdasan emosional anak dan mempererat hubungan keluarga.

4. Libatkan Anak dalam Aktivitas Sehari-hari

Orang tua Denmark sering melibatkan anak dalam tugas rumah tangga, seperti memasak atau berkebun, untuk mengajarkan tanggung jawab dan kerja sama. Aktivitas ini juga menjadi momen kebersamaan yang menyenangkan. Misalnya, anak dapat membantu mengaduk adonan kue atau menyiram tanaman, sambil mengobrol tentang hal-hal sederhana. 

Penelitian dari University of Southern Denmark menunjukkan bahwa keterlibatan anak dalam aktivitas keluarga meningkatkan rasa percaya diri dan rasa memiliki. Pastikan tugas disesuaikan dengan usia anak agar tetap menyenangkan dan tidak membebani.

5. Gunakan Pendekatan Reframing dalam Percakapan

Reframing, atau mengubah sudut pandang negatif menjadi positif, adalah teknik yang sering digunakan orang tua Denmark untuk membantu anak menghadapi tantangan. Misalnya, jika anak kecewa karena kalah dalam permainan, orang tua dapat berkata, “Kamu sudah berusaha keras, dan itu luar biasa! Apa yang bisa kita pelajari untuk lain kali?” Teknik ini membantu anak mengembangkan pola pikir optimis. 

Studi dalam Journal of Positive Psychology menunjukkan bahwa reframing mengurangi kecemasan anak dan meningkatkan ketahanan mental. Praktikkan ini dengan mengajak anak berdiskusi tentang pengalaman mereka secara positif.

6. Batasi Penggunaan Teknologi

Orang tua Denmark cenderung membatasi penggunaan gadget untuk memastikan quality time tetap bermakna. Alih-alih membiarkan anak bermain dengan ponsel, mereka mendorong aktivitas seperti permainan papan, seni, atau olahraga. Penelitian dari University of Copenhagen menunjukkan bahwa interaksi langsung tanpa teknologi meningkatkan keterampilan sosial dan kesejahteraan anak. Untuk menerapkannya, tetapkan waktu bebas teknologi, seperti satu jam setiap malam, dan ganti dengan aktivitas keluarga seperti menceritakan dongeng atau bermain teka-teki.

7. Ciptakan Tradisi Keluarga yang Unik

Tradisi keluarga adalah cara orang tua Denmark memperkuat identitas dan kebersamaan. Tradisi ini bisa berupa piknik mingguan, malam film keluarga, atau merayakan hari spesial dengan cara khusus, seperti membuat kue bersama. Tradisi memberikan anak rasa konsistensi dan kenangan berharga. 

Menurut studi dari Danish Institute for Social Research, anak-anak yang memiliki tradisi keluarga cenderung merasa lebih terhubung dengan orang tua mereka. Anda dapat memulai tradisi sederhana, seperti makan malam bertema setiap Jumat atau menulis catatan keluarga tahunan, untuk menciptakan momen yang dinanti anak.

Penerapan dalam Konteks Indonesia

Tips ini dapat diadaptasi dalam budaya Indonesia dengan memanfaatkan kekayaan lokal. Misalnya, hygge dapat diterapkan melalui makan bersama dengan menu tradisional seperti gudeg atau sate, sambil mengobrol tanpa gadget. Permainan bebas dapat dilakukan di sawah, pantai, atau kampung, dengan permainan tradisional seperti gobak sodor. 

Melibatkan anak dalam memasak makanan lokal, seperti membuat tempe atau kue tradisional, juga dapat menjadi momen belajar yang menyenangkan. Dengan konsistensi, tips ini dapat membantu orang tua di Indonesia membangun hubungan yang kuat dan mendukung perkembangan anak yang sehat.