Ibu Hamil Gak Boleh Keluar Malam Hari, Benarkah Bakal Diganggu Makhluk Halus?

Ilustrasi wanita hamil
Sumber :
  • Pixabay

LifestyleKehamilan merupakan periode penuh harapan sekaligus tantangan bagi setiap ibu. Di tengah kebahagiaan menyambut buah hati, sering kali muncul berbagai mitos yang mengiringi perjalanan kehamilan, salah satunya adalah larangan bagi ibu hamil untuk keluar rumah pada malam hari karena dianggap dapat diganggu makhluk halus. Kepercayaan ini masih dipegang kuat di beberapa kalangan masyarakat Indonesia, khususnya di daerah pedesaan. 

Sering Dikaitkan Hal Mistis, Begini Perayaan Satu Suro di Kota-Kota Besar

Namun, apakah larangan ini memiliki dasar ilmiah, atau hanya sekadar mitos yang diturunkan secara turun-temurun? Artikel ini akan mengupas tuntas asal-usul kepercayaan tersebut, pandangan medis, serta faktor budaya yang memengaruhinya, sehingga para ibu hamil dapat memahami informasi dengan lebih bijak.

Asal-Usul Mitos Ibu Hamil Tidak Boleh Keluar Malam Hari

Kepercayaan bahwa ibu hamil tidak boleh keluar malam hari karena rentan diganggu makhluk halus berakar dari tradisi lisan yang berkembang di berbagai budaya Indonesia, seperti Jawa, Sunda, dan Bali. Dalam budaya Jawa, misalnya, malam hari dianggap sebagai waktu ketika makhluk gaib, seperti kuntilanak atau wewe gombel, lebih aktif. 

Gaya Parenting Orang Belanda, Bisa Hasilkan Anak Mandiri dan Bahagia

Mitos ini diperkuat oleh cerita-cerita rakyat yang menggambarkan makhluk halus yang tertarik pada ibu hamil karena diyakini memiliki energi khusus, terutama terkait janin yang dikandung. Selain itu, dalam beberapa tradisi, ibu hamil dianggap berada dalam kondisi spiritual yang lebih rentan, sehingga perlu perlindungan ekstra, seperti menggunakan jimat atau benda-benda tertentu saat keluar rumah.

Secara historis, larangan ini juga mungkin berkaitan dengan kondisi lingkungan di masa lalu. Pada zaman dahulu, malam hari di pedesaan sering kali gelap tanpa penerangan yang memadai, sehingga meningkatkan risiko bahaya fisik, seperti tersandung atau bertemu hewan liar. 

Parenting Non-Otoriter di Denmark, Begini Pengaruhnya Pada Anak

Untuk melindungi ibu hamil, masyarakat mengemas nasihat ini dalam bentuk cerita mistis agar lebih mudah diterima dan diikuti. Dengan demikian, mitos ini tidak hanya berfungsi sebagai larangan, tetapi juga sebagai bentuk kearifan lokal untuk menjaga keselamatan ibu dan janin.

Pandangan Medis tentang Aktivitas Ibu Hamil di Malam Hari

Dari sudut pandang medis, tidak ada larangan khusus bagi ibu hamil untuk keluar rumah pada malam hari, selama aktivitas yang dilakukan aman dan sesuai dengan kondisi kesehatan ibu dan janin. Menurut seorang spesialis kandungan, ibu hamil diperbolehkan melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk keluar malam hari, asalkan tidak melibatkan aktivitas berat atau berisiko tinggi, seperti berjalan di tempat yang licin atau terpapar polusi udara yang berlebihan. Penting bagi ibu hamil untuk memastikan lingkungan tempat mereka berada aman, memiliki penerangan yang cukup, dan tidak memicu stres berlebihan.

Namun, ada beberapa pertimbangan medis yang perlu diperhatikan. Pada trimester ketiga, ibu hamil sering mengalami kesulitan tidur akibat perubahan hormon atau ketidaknyamanan fisik. Keluar malam hari untuk berjalan-jalan ringan dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati. 

Selain itu, ibu hamil disarankan untuk menghindari tempat-tempat yang ramai atau berisiko tinggi terpapar penyakit, seperti pasar malam atau tempat dengan ventilasi buruk, terutama di masa pandemi atau musim penyakit tertentu.

Faktor Psikologis dan Pengaruh Mitos pada Ibu Hamil

Mitos tentang makhluk halus dapat memengaruhi kondisi psikologis ibu hamil, terutama bagi mereka yang memercayainya. Rasa takut atau kecemasan yang muncul akibat kepercayaan ini dapat memicu stres, yang justru berbahaya bagi kesehatan ibu dan janin. 

Menurut psikolog klinis, stres berkepanjangan pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti tekanan darah tinggi atau gangguan perkembangan janin. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan informasi yang akurat dan dukungan dari keluarga serta tenaga medis untuk mengelola kecemasan yang mungkin timbul akibat mitos tersebut.

Untuk mengatasi dampak psikologis, komunikasi terbuka dengan pasangan atau keluarga sangat dianjurkan. Selain itu, mengikuti kelas edukasi kehamilan atau berkonsultasi dengan bidan dan dokter dapat membantu ibu hamil memahami fakta ilmiah dan membedakannya dari mitos. Dengan demikian, ibu hamil dapat menjalani kehamilan dengan lebih tenang dan percaya diri.

Kearifan Lokal dan Cara Menghormatinya

Meskipun mitos tentang larangan keluar malam hari tidak memiliki dasar ilmiah, menghormati tradisi dan budaya tetap penting, terutama dalam konteks keluarga atau komunitas yang masih memegang teguh kepercayaan tersebut. Salah satu cara untuk menyeimbangkan antara tradisi dan fakta medis adalah dengan mematuhi nasihat yang bersifat praktis, seperti tidak keluar malam hari tanpa penerangan yang memadai atau tanpa pendamping. 

Selain itu, ibu hamil dapat menggunakan waktu malam untuk beristirahat atau melakukan aktivitas ringan di rumah, seperti meditasi atau membaca, yang juga bermanfaat bagi kesehatan mental.

Dalam beberapa budaya, ritual tertentu, seperti membaca doa atau menggunakan benda pelindung, dapat memberikan rasa aman secara psikologis. Hal ini tidak bertentangan dengan medis selama tidak mengganggu pola hidup sehat ibu hamil. Yang terpenting, ibu hamil perlu diberi kebebasan untuk membuat keputusan berdasarkan informasi yang akurat dan sesuai dengan kenyamanan mereka.

Tips Aman untuk Ibu Hamil yang Harus Keluar Malam Hari

Bagi ibu hamil yang terpaksa keluar malam hari, misalnya untuk keperluan mendesak seperti kontrol ke dokter atau urusan keluarga, ada beberapa tips yang dapat diikuti untuk menjaga keselamatan:

  1. Pastikan Penerangan Cukup: Gunakan senter atau pastikan area yang dilalui memiliki lampu yang memadai untuk menghindari risiko jatuh atau tersandung.
  2. Ditemani Orang Lain: Jika memungkinkan, ajak pasangan atau anggota keluarga untuk mendampingi, terutama pada trimester ketiga.
  3. Kenakan Pakaian Nyaman: Gunakan sepatu yang nyaman dan pakaian yang mendukung perut agar tetap merasa aman dan rileks.
  4. Hindari Tempat Berisiko: Jauhi area yang ramai, berpolusi, atau memiliki risiko keamanan tinggi.
  5. Konsultasi dengan Dokter: Jika sering keluar malam hari, diskusikan dengan dokter untuk memastikan aktivitas tersebut aman bagi kondisi kehamilan.