Metode Attachment Style dari Kourtney Kardashian, Efektif Buat Bonding atau Merepotkan?
- Instagram/Kourtneykardash
Lifestyle –Metode attachment parenting yang dianut oleh selebriti Kourtney Kardashian telah menjadi sorotan publik, terutama setelah kelahiran anak keempatnya, Rocky Thirteen Barker, bersama suami Travis Barker pada November 2023. Pendekatan ini, yang menekankan kedekatan fisik dan emosional antara orang tua dan anak, diyakini dapat membangun ikatan yang kuat sejak dini. Kourtney, yang juga ibu dari Mason (15), Penelope (12), dan Reign (10) dari hubungannya dengan Scott Disick, dikenal karena praktik seperti co-sleeping, menyusui jangka panjang, dan tetap berada di rumah selama 40 hari pasca-melahirkan untuk memperkuat bonding dengan bayinya.
Namun, seberapa efektif metode ini dalam membangun ikatan emosional, dan apa tantangan yang mungkin dihadapi orang tua? Artikel ini mengupas pendekatan Kourtney berdasarkan prinsip attachment parenting dan pandangan para ahli.
Asal-Usul dan Prinsip Attachment Parenting
Attachment parenting adalah pendekatan pengasuhan yang dikembangkan oleh dokter anak William Sears dan istrinya, Martha, pada 1980-an, berdasarkan teori kelekatan (attachment theory) dari psikolog John Bowlby. Teori ini menyatakan bahwa ikatan emosional yang aman antara bayi dan pengasuh utama, terutama pada enam bulan hingga dua tahun pertama kehidupan, sangat penting untuk perkembangan sosial dan emosional anak.
Attachment parenting berfokus pada tujuh prinsip utama: bonding saat kelahiran, menyusui sesuai kebutuhan, babywearing, co-sleeping, memahami tangisan bayi sebagai sinyal komunikasi, menghindari pelatihan tidur yang ketat, dan menjaga keseimbangan antara kebutuhan anak dan orang tua.
Kourtney menerapkan prinsip-prinsip ini dengan konsisten, termasuk co-sleeping dengan anak-anaknya hingga usia tertentu, seperti yang ia ungkapkan dalam wawancara dengan Vogue dan Redbook.
Praktik Kourtney Kardashian dalam Attachment Parenting
Kourtney telah secara terbuka berbagi bahwa ia mempraktikkan attachment parenting secara alami, tanpa perencanaan khusus. Dalam wawancara dengan Redbook pada 2014, ia menyatakan bahwa co-sleeping dengan anak pertamanya, Mason, terjadi secara organik karena ia merasa sangat terikat dan ingin selalu dekat dengannya. Ia juga menyusui Mason selama 14 bulan dan terus berbagi tempat tidur dengan anak-anaknya, termasuk Penelope, yang masih tidur bersamanya hampir setiap malam hingga usia 10 tahun.
Untuk Rocky, Kourtney memilih untuk tidak meninggalkan rumah selama 40 hari pasca-melahirkan, mengikuti tradisi di beberapa budaya yang memungkinkan ibu dan bayi untuk fokus pada pemulihan dan bonding. Ia juga mengaku sering menggendong Rocky selama tidur siang, bahkan hingga lima jam, seperti yang diungkapkan dalam podcast Khloé in Wonder Land pada Mei 2025. Praktik ini mencerminkan komitmennya untuk menjaga kedekatan fisik dan emosional dengan anak-anaknya.
Manfaat Attachment Parenting Menurut Penelitian
Pendukung attachment parenting berpendapat bahwa pendekatan ini dapat membangun kelekatan aman (secure attachment), yang berdampak positif pada perkembangan anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan kelekatan aman cenderung memiliki harga diri yang lebih tinggi, kemampuan regulasi emosi yang lebih baik, dan hubungan sosial yang lebih sehat di masa dewasa.
Menurut studi yang dikutip oleh Verywell Mind, sekitar 81,8% anak memiliki gaya kelekatan aman, yang ditandai dengan rasa percaya pada pengasuh dan kemampuan untuk menjelajahi lingkungan dengan rasa aman. Praktik seperti co-sleeping dan babywearing diyakini dapat mengurangi stres pada bayi dan meningkatkan rasa aman, yang dapat mengurangi risiko masalah perilaku di kemudian hari. Kourtney sendiri menyebutkan bahwa pendekatan ini menciptakan “gelembung kebahagiaan” untuknya dan Rocky, memungkinkan bonding yang mendalam.
Tantangan dan Kritik terhadap Attachment Parenting
Meski memiliki manfaat, attachment parenting juga menuai kritik dari para ahli. Dr. Carole Lieberman, seorang psikiater forensik dari Beverly Hills, memperingatkan bahwa pendekatan ini dapat membuat anak terlalu bergantung atau justru ingin melepaskan diri lebih cepat karena merasa terbebani oleh kehadiran orang tua yang berlebihan. Ia mengaitkan attachment parenting dengan risiko depresi dan kecemasan pada anak di masa dewasa.
Selain itu, Dr. Jephtha Tausig, psikolog klinis dari New York, menyatakan bahwa kehadiran orang tua secara terus-menerus tidak realistis dan dapat menghambat kemampuan anak untuk belajar menunda kepuasan (delayed gratification), yang penting untuk perkembangan kemandirian.
American Academy of Pediatrics juga menyoroti risiko co-sleeping, seperti peningkatan kemungkinan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Dalam konteks Kourtney, kritikus mencatat bahwa anak-anaknya, seperti Mason dan Penelope, kadang menunjukkan perilaku kurang teratur, yang mungkin terkait dengan pendekatan permisif yang menyertai attachment parenting.
Dampak pada Hubungan Orang Tua
Attachment parenting juga dapat memengaruhi dinamika hubungan orang tua. Parenting expert Kirsty Ketley, dalam wawancara dengan The US Sun, menyebutkan bahwa co-sleeping Kourtney dengan anak-anaknya mungkin berkontribusi pada ketegangan dalam hubungannya dengan Scott Disick, karena salah satu orang tua sering kali harus tidur di kamar terpisah.
Hal ini dapat membuat pasangan merasa diabaikan. Namun, Kourtney tampaknya berhasil menyeimbangkan pendekatan ini dengan karier dan kehidupan pribadinya, sebagian besar karena sumber daya finansial yang memungkinkannya untuk fokus pada pengasuhan tanpa tekanan ekonomi. Meski begitu, pendekatan ini mungkin sulit diterapkan oleh orang tua dengan keterbatasan waktu atau sumber daya, menjadikannya kurang praktis bagi sebagian keluarga.
Fleksibilitas dalam Penerapan Attachment Parenting
Salah satu keunggulan attachment parenting adalah fleksibilitasnya. Tidak ada daftar wajib yang harus diikuti, sehingga orang tua dapat memilih praktik yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kourtney, misalnya, menyesuaikan pendekatan ini dengan gaya hidupnya, seperti menggunakan minyak kelapa organik untuk perawatan bayi dan menghindari produk kimiawi. Ia juga menekankan pentingnya mengikuti insting keibuan, yang memungkinkannya untuk tetap autentik dalam pengasuhan.
Namun, seperti yang diungkapkan oleh Dr. Diana Divecha, seorang psikolog perkembangan, kualitas interaksi antara orang tua dan anak sering kali lebih penting daripada kuantitas waktu yang dihabiskan bersama. Ketley juga menegaskan bahwa attachment parenting dapat berhasil jika orang tua mampu menjaga keseimbangan antara bonding dengan anak dan kebutuhan pribadi mereka.