Anak Suka Ngomong Sendiri: Normal atau Harus Khawatir?
- Freepik
Penelitian menunjukkan bahwa private speech memiliki sejumlah manfaat penting bagi perkembangan anak. Pertama, ini membantu anak mengembangkan keterampilan bahasa dan komunikasi. Ketika anak berbicara sendiri, mereka secara tidak langsung berlatih struktur kalimat, kosa kata, dan intonasi. Kedua, private speech mendukung perkembangan kognitif, terutama dalam hal pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Anak yang berbicara sendiri sering kali menunjukkan kemampuan lebih baik dalam merencanakan dan menyelesaikan tugas. Ketiga, perilaku ini juga berperan dalam pengaturan emosi, seperti ketika anak mengatakan, “Tenang, aku bisa lakukan ini,” untuk menenangkan diri saat kesal.
Selain itu, private speech juga mencerminkan imajinasi dan kreativitas anak. Saat bermain peran atau berbicara seolah-olah dengan teman imajiner, anak mengembangkan kemampuan sosial dan empati. Oleh karena itu, orang tua tidak perlu khawatir jika anak mereka tampak “berbincang” dengan boneka atau karakter fiktif.
Kapan Perilaku Ini Perlu Diwaspadai?
Meskipun private speech umumnya normal, ada beberapa situasi yang mungkin memerlukan perhatian lebih dari orang tua. Pertama, jika anak berbicara sendiri secara berlebihan dan perilaku ini mengganggu interaksi sosial mereka dengan orang lain, ini bisa menjadi tanda adanya kesulitan dalam komunikasi atau perkembangan sosial. Misalnya, anak lebih memilih berbicara sendiri daripada berinteraksi dengan teman sebaya.
Kedua, perhatikan isi dari apa yang anak katakan. Jika anak sering mengucapkan kalimat yang menunjukkan kecemasan berlebih, ketakutan, atau halusinasi (seperti mendengar suara yang tidak ada), ini bisa menjadi indikasi masalah kesehatan mental yang perlu dievaluasi oleh profesional, seperti psikolog anak. Ketiga, jika kebiasaan ini muncul tiba-tiba pada anak yang lebih tua atau tidak pernah melakukannya sebelumnya, orang tua perlu mencari tahu kemungkinan pemicu, seperti stres atau trauma.