MPASI Zaman Dulu vs Zaman Sekarang, Mana yang Lebih Baik?

Ilustrasi MPASI
Sumber :
  • Freepik

LifestyleMakanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan elemen kunci dalam parenting yang mendukung tumbuh kembang bayi usia 6 bulan ke atas, memastikan asupan nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan fisik, kognitif, dan motorik. Pendekatan pemberian MPASI telah mengalami perubahan signifikan dari zaman dulu, yang mengandalkan tradisi keluarga, hingga zaman sekarang yang berbasis penelitian ilmiah. Perbedaan ini sering memicu pertanyaan di kalangan orang tua: apakah metode tradisional lebih baik, atau pendekatan modern lebih unggul? 

6 Kesalahan Umum Saat Menggulung dan Memotong Sushi yang Harus Dihindari agar Hasil Tidak Berantakan

Artikel ini mengupas perbandingan MPASI zaman dulu dan sekarang, mengevaluasi kelebihan serta kekurangan masing-masing, dan memberikan panduan untuk menerapkan pola asuh yang optimal bagi bayi. Dengan memahami kedua pendekatan, orang tua dapat membuat keputusan yang tepat untuk kesehatan anak.

MPASI Zaman Dulu

Pada generasi sebelumnya, MPASI diberikan berdasarkan tradisi keluarga dan ketersediaan bahan lokal. Menu umum meliputi bubur nasi encer, pisang tumbuk, atau tepung beras yang dicampur air gula. Pendekatan ini memiliki kelebihan, seperti penggunaan bahan alami yang mudah didapat, seperti pisang, ubi, atau jagung, yang mendukung kesederhanaan dalam pola asuh. 

8 Cara Jitu Membuat Anak Jatuh Cinta dengan Sayuran Tanpa Paksaan

Persiapan MPASI zaman dulu tidak memerlukan alat canggih, sehingga cocok untuk lingkungan dengan sumber daya terbatas. Selain itu, keterlibatan keluarga besar dalam proses persiapan sering memperkuat ikatan sosial dalam parenting. Namun, pendekatan ini memiliki kekurangan signifikan. 

Pemahaman tentang kebutuhan nutrisi spesifik bayi, seperti zat besi atau zinc, masih minim. Banyak orang tua memberikan MPASI sebelum usia 6 bulan berdasarkan mitos bahwa makanan padat membuat bayi lebih kenyang atau tidur lebih lama, padahal sistem pencernaan bayi belum siap. Selain itu, perhatian terhadap kebersihan atau tekstur makanan sering kurang memadai, meningkatkan risiko gangguan kesehatan.

MPASI Zaman Sekarang

Waspada! 5 Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Anak dan Cara Mencegahnya

Pendekatan modern terhadap MPASI berlandaskan pedoman ilmiah dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yang merekomendasikan pemberian MPASI mulai usia 6 bulan. Fokusnya adalah pada keseimbangan nutrisi, variasi bahan, dan penyesuaian tekstur sesuai perkembangan bayi. Metode seperti baby-led weaning atau puree menjadi populer, didukung oleh alat modern seperti blender atau slow cooker untuk efisiensi. 

Kelebihan pendekatan ini termasuk pemenuhan kebutuhan nutrisi spesifik, seperti protein, lemak sehat, dan vitamin, yang mendukung perkembangan optimal. Orang tua juga lebih memperhatikan tanda kesiapan bayi, seperti kemampuan duduk atau koordinasi tangan-mulut, untuk mencegah risiko alergi. Edukasi parenting berbasis bukti ilmiah memperkuat pola asuh yang terarah. Namun, pendekatan modern memiliki tantangan, seperti ketergantungan pada alat atau bahan tertentu yang mungkin sulit diakses di daerah terpencil. Informasi berlebihan di media sosial juga dapat membingungkan orang tua, dan biaya persiapan MPASI (misalnya, bahan organik atau alat c  anggih) cenderung lebih tinggi dibandingkan metode tradisional.

Perbandingan MPASI Zaman Dulu vs Zaman Sekarang

Perbandingan MPASI zaman dulu dan sekarang mencakup beberapa aspek utama. Pertama, dari segi waktu pemberian, zaman dulu sering memulai MPASI sebelum 6 bulan tanpa mempertimbangkan kesiapan bayi, sedangkan sekarang menekankan usia 6 bulan sesuai pedoman medis. Kedua, jenis bahan makanan pada zaman dulu terbatas pada bahan lokal seperti nasi atau pisang, yang kadang kurang variasi, sementara pendekatan modern menggunakan beragam bahan, termasuk sayuran, buah, dan protein hewani atau nabati, untuk memenuhi kebutuhan gizi. 

Ketiga, metode penyajian zaman dulu cenderung sederhana, sering tanpa perhatian pada tekstur atau kebersihan, sedangkan sekarang tekstur disesuaikan dengan usia bayi dan kebersihan sangat diperhatikan. Keempat, pengetahuan nutrisi zaman dulu bergantung pada tradisi, sedangkan sekarang didasarkan pada penelitian ilmiah, memastikan keseimbangan gizi yang lebih baik.

Mana yang Lebih Baik?

Tidak ada pendekatan yang mutlak lebih baik, karena masing-masing memiliki kelebihan sesuai konteks. MPASI zaman dulu unggul dalam kesederhanaan dan penggunaan bahan lokal, cocok untuk keluarga dengan akses terbatas. Namun, kurangnya pemahaman nutrisi dan waktu pemberian yang sering terlalu dini menjadi kelemahan. 

Sebaliknya, pendekatan modern lebih aman dan terarah berkat pedoman ilmiah, tetapi membutuhkan edukasi, alat, dan biaya yang lebih besar. Kombinasi kelebihan keduanya menjadi solusi ideal, misalnya menggunakan bahan lokal sederhana seperti ubi atau pisang dengan teknik persiapan modern, seperti mengukus dan menghaluskan sesuai usia bayi, untuk mendukung pola asuh yang praktis namun bergizi.

Tips Praktis untuk Orang Tua Modern

Untuk menerapkan parenting yang efektif dalam pemberian MPASI, orang tua dapat mengikuti beberapa langkah praktis. Pertama, patuhi pedoman WHO dan IDAI untuk memulai MPASI pada usia 6 bulan, dengan memperhatikan tanda kesiapan bayi. Kedua, manfaatkan bahan lokal yang mudah didapat, seperti zaman dulu, untuk mengurangi biaya, misalnya puree pisang atau ubi. Ketiga, konsultasikan dengan dokter anak atau ahli gizi untuk memastikan menu sesuai kebutuhan bayi. 

Keempat, gunakan alat modern seperti blender untuk mempermudah persiapan, tetapi tetap prioritaskan kebersihan untuk mencegah kontaminasi. Kelima, hindari mitos parenting lama, seperti pemberian MPASI sebelum 6 bulan, dan fokus pada edukasi berbasis bukti untuk membangun pola asuh yang sehat.