Kapan Harus Membatasi Peran Kakek-Nenek yang Jadi 'Pelindung' pada Anak

Ilustrasi nenek dan cucu
Sumber :
  • Pixabay

Ada beberapa alasan mengapa kakek-nenek cenderung melindungi secara berlebihan. Pertama, motivasi emosional mendorong mereka untuk memastikan cucu merasa bahagia dan terhindar dari kesedihan, sering kali karena waktu bersama cucu terasa berharga. Kedua, perbedaan generasi memengaruhi pola asuh mereka; kakek-nenek yang dibesarkan dengan pendekatan tradisional cenderung menghindari konflik dan lebih permisif. 

5 Negara dengan Gaya Pola Asuh Terbaik, Indonesia Termasuk?

Ketiga, sebagai pengasuh sekunder, mereka mungkin merasa tidak perlu menerapkan disiplin ketat, menganggap itu tugas utama orang tua. Kurangnya komunikasi dengan orang tua tentang ekspektasi parenting juga dapat memperkuat perilaku ini, membuat kakek-nenek bertindak sebagai pelindung tanpa memahami dampak jangka panjangnya.

Dampak Perlindungan Berlebih terhadap Perkembangan Anak

Perlindungan berlebih oleh kakek-nenek memiliki dampak positif dan negatif. Positifnya, anak merasa dicintai dan aman, yang mendukung perkembangan emosional dan kepercayaan diri. Ikatan kuat dengan kakek-nenek juga dapat memperkaya pengalaman budaya anak. 

Bahaya Media Sosial untuk Anak, Haruskah Indonesia Mengikuti Pola Asuh Orang Australia?

Namun, dampak negatifnya lebih signifikan terhadap disiplin. Anak mungkin kesulitan memahami tanggung jawab atau menghadapi konsekuensi karena selalu dilindungi. Hal ini dapat memicu perilaku tidak patuh atau manipulatif, seperti memanfaatkan kakek-nenek untuk menghindari aturan orang tua. 

Menurut psikologi perkembangan, keseimbangan antara kasih sayang dan otonomi penting untuk membentuk anak yang mandiri. Inkonsistensi pola asuh juga dapat memicu konflik keluarga, yang membingungkan anak.

Tanda-Tanda Perlunya Membatasi Perlindungan Berlebih

Halaman Selanjutnya
img_title
10 Tren Parenting 2025 dari Detoks Digital hingga FAFO, Mana yang Paling Tepat?