Anak Tinggal Bareng Kakek Nenek, Apa Dampaknya Terhadap Pola Asuh?
- Freepik
Misalnya, dalam hal pemberian makanan atau waktu layar (screen time), kakek-nenek cenderung lebih lunak. Mereka lebih mudah merasa kasihan jika anak rewel, dan tidak jarang menghindari konflik demi menjaga suasana damai. Sementara itu, pola asuh kontemporer menekankan pentingnya konsistensi, batasan yang jelas, serta pengembangan kemandirian sejak dini.
Ketidaksinkronan ini bisa berujung pada kebingungan bagi anak. Anak bisa mengalami “mixed messages” karena mendapat dua sistem nilai atau aturan yang berbeda. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi pembentukan karakter dan kedisiplinan anak.
Pandangan Pakar Psikologi Anak
Psikolog anak menyebutkan bahwa pola asuh oleh kakek-nenek memiliki dampak dua sisi. Dari sisi positif, anak yang tumbuh dekat dengan kakek-nenek cenderung memiliki kelekatan emosional yang tinggi, merasa lebih dicintai, dan memiliki rasa aman yang kuat. Kakek dan nenek juga dapat menjadi teladan dalam hal etika, nilai tradisional, dan spiritualitas yang sulit ditemukan dalam dunia digital masa kini.
Namun, ada risiko yang tidak boleh diabaikan. Anak bisa mengalami keterlambatan dalam belajar mandiri jika terlalu dimanjakan. Selain itu, apabila pengasuhan tidak dilandasi oleh pemahaman perkembangan anak yang mutakhir, seperti tahapan emosi, kebutuhan stimulasi, dan literasi teknologi, anak bisa mengalami kesenjangan tumbuh kembang dibandingkan anak seusianya.
Data dan Realita di Lapangan
Sebuah studi di Yogyakarta oleh UGM (Universitas Gadjah Mada) tahun 2022 menemukan bahwa 34% anak usia prasekolah diasuh oleh kakek-nenek tanpa keterlibatan langsung orang tua sehari-hari. Sebagian besar dari mereka mengalami perkembangan sosial-emosional yang baik, namun menunjukkan keterbatasan dalam kemampuan regulasi diri dan pemecahan masalah yang biasanya diperoleh melalui interaksi yang lebih struktural bersama orang tua kandung.