Pria Pernah Selingkuh, Masih Bisa Tobat dan Setia?

Ilustrasi selingkuh
Sumber :
  • Freepik

Studi dari University of Denver menguatkan hal ini. Dalam riset mereka, sekitar 53 persen partisipan yang pernah selingkuh tidak mengulangi perbuatannya setelah menjalani masa refleksi yang mendalam, terutama jika mereka mengalami konsekuensi emosional dan sosial dari perbuatannya.

Cara Penyembelihan Hewan Kurban di Tiap Negara, Beda dengan Indonesia?

Namun, perubahan tidak akan terjadi jika dia hanya takut kehilangan, tanpa benar-benar memahami akar masalahnya. Dan perubahan yang tulus butuh waktu, bukan sekadar permintaan maaf atau janji manis dalam semalam.

Tanda-Tanda Pria Benar-Benar Tobat dan Siap Setia

Menurut psikolog klinis dan dosen di Northwestern University, Dr. Alexandra Solomon perubahan sejati bukan hanya terlihat dari sikap manis, tapi dari tanggung jawab emosional. Berikut ini tanda-tanda pria yang benar-benar ingin berubah:

  • Transparan tanpa diminta. Dia terbuka soal lokasi, isi chat, atau rutinitas, bukan karena dikontrol, tapi karena ingin membangun kepercayaan.
  • Tidak menyembunyikan masa lalu. Dia tidak defensif jika kamu menyinggung kejadian selingkuh. Justru, dia mendengarkan dan mengakui betapa besar luka yang ditimbulkan.
  • Konsistensi perilaku. Bukan hanya janji, tapi tindakan nyata yang berulang. Dia tidak berubah hanya saat ingin dimaafkan, tapi tetap konsisten bahkan saat kamu sedang tidak “mengawasi”.
  • Mau terapi atau konseling. Dia tidak menganggap dirinya "baik-baik saja", tapi justru terbuka untuk belajar dan berkembang secara emosional.
  • Berempati dan peduli pada perasaanmu. Dia tidak menuntut kamu untuk "segera memaafkan", tapi sabar membangun ulang kepercayaan itu—langkah demi langkah.
Terapkan 5 Hal Ini, Anak Dijamin Berprestasi di Sekolahnya!

Meski ada kemungkinan berubah, menerima kembali pasangan yang pernah berselingkuh bukan tanpa risiko. Menurut mendiang Dr. Shirley Glass, penulis buku Not "Just Friends", setelah perselingkuhan, hubungan bisa membaik, bisa juga memburuk, yang paling penting adalah kesiapan kedua pihak untuk benar-benar berubah.

Namun perlu diingat juga bahwa ketika menerima kembali pasangan risiko terbesarnya adalah trauma berulang. Luka lama bisa muncul kembali dalam bentuk kecemasan, overthinking, atau ledakan emosi saat dipicu oleh hal kecil. Jika pasangan belum benar-benar berubah, ada kemungkinan besar dia akan mengulangi pola lama ketika merasa bosan atau tertekan.

Halaman Selanjutnya
img_title
Kesemek Si "Buah Genit" yang Kaya Manfaat dan Unik, Apa Kata Pakar Kesehatan?