Studi: Makan Sehari Sekali Perpanjang Umur

Ilustrasi makan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Apakah makan lebih sedikit bisa meningkatkan kesehatan? Beberapa penelitian membuktikan bahwa mengonsumsi kalori lebih sedikit dapat memperpanjang usia kita hidup di bumi, memengaruhi jalur biologis untuk penuaan yang sehat, serta meningkatkan kesehatan mental, kualitas tidur, dan fungsi otot.

5 Sektor Bisnis yang Bisa Untung Besar dari Adopsi AI

Namun, bagaimana cara pembatasan makan ini memperlambat penuaan dan mengatur ulang umur biologis kita lebih panjang? Dalam sebuah unggahan Instagram pada 30 September, ahli jantung sekaligus pakar functional medicine, , Dr. Alok Chopra menjelaskan hal tersebut dan memperkenalkan konsep OMAD (One Meal A Day atau “satu kali makan sehari”).

Ia mengklaim bahwa OMAD dapat memperbaiki usus, menghentikan pertumbuhan bakteri jahat, bahkan memicu perbaikan sel punca (stem cell repair). Menjelaskan konsep satu kali makan sehari, Dr. Chopra menulis:

Kenapa Banyak Orang Dewasa Sulit Bahagia?

“Ingin memperlambat penuaan? Cobalah makan lebih jarang. OMAD bukan sekadar diet, melainkan gaya hidup yang mengatur ulang biologi tubuh Anda demi umur panjang,” kata dia.

Dalam praktik OMAD, seseorang berpuasa selama 20 hingga 22 jam setiap hari. Pola ini masuk ke dalam kategori time-restricted eating atau makan dengan jam terbatas, yang dikenal dengan pola puasa tertentu seperti:

  • 18:6 (puasa 18 jam, makan dalam 6 jam),
  • 20:4 (puasa 20 jam, makan dalam 4 jam),
  • OMAD (puasa 18–23 jam, hanya satu kali makan utama).
Cara Mulai Lari 5K untuk Pemula, Anti Cedera dan Langsung Konsisten

Berbeda dengan intermittent fasting yang lebih panjang dari 24 jam, OMAD lebih mirip pola makan harian dengan satu kali makan utama dibandingkan ngemil sepanjang hari. Meski dapat membantu menurunkan berat badan, tujuan utama OMAD bukanlah sekadar diet penurunan berat badan.

Mengutip studi tahun 2018 dari MIT, Dr. Chopra menjelaskan bahwa puasa 24 jam dapat meningkatkan produksi sel punca di usus, sehingga memperbaiki lapisan pencernaan. Selain itu, saat tubuh berada dalam kondisi berpuasa, bakteri jahat yang “lapar gula” akan mati, memberi kesempatan bakteri baik untuk tumbuh lebih subur.

Namun, Dr. Chopra juga menegaskan bahwa OMAD murni bisa memberatkan pencernaan karena semua kalori dipadatkan dalam satu waktu, yang dapat memicu stres pada jalur protein dan menyebabkan peradangan.

Oleh karena itu, ia lebih menyarankan pola yang disebutnya almost OMAD atau strong fast, smart feast. Caranya tetap dengan puasa 20–22 jam, tetapi waktu makan dibagi dalam 2–4 jam, bukan hanya sekali makan langsung.

Contoh pola yang ia lakukan:

  • Saat puasa pagi: teh/kopi, banyak air putih, serta air jeruk nipis dengan sedikit garam laut untuk elektrolit.
  • Makanan transisi: sup tomat dengan arugula.
  • Makanan utama: 2 telur rebus, brokoli, roti jamur, biji wijen, alpukat, dan kacang mete panggang.
  • Camilan sehat: smoothie stroberi dengan spirulina.

Pada hari tanpa puasa, ia tetap fokus pada hidrasi, menambah elektrolit, berolahraga, serta mengonsumsi minyak MCT (medium-chain triglycerides).

Manfaat OMAD Menurut Dr. Chopra

Menurut Dr. Chopra, OMAD dapat memberikan sejumlah manfaat kesehatan, antara lain:

  • Membantu pembakaran lemak yang stabil.
  • Mendukung kondisi nutritional ketosis (tubuh menggunakan lemak sebagai energi utama).
  • Memicu respons adaptif tubuh terhadap stres.
  • Meningkatkan autophagy (proses pembersihan sel tubuh).
  • Memperbanyak mitochondrial biogenesis (pembentukan mitokondria baru).
  • Memperbaiki kualitas kontrol protein tubuh.
  • Mengurangi peradangan.
  • Meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan.

Siapa yang Tidak Boleh Mencoba OMAD?

Meski menjanjikan banyak manfaat, Dr. Chopra menekankan bahwa OMAD tidak cocok untuk semua orang. Ia menyarankan untuk tidak melakukan OMAD jika Anda:

  • Sedang hamil atau menyusui,
  • Berusia di bawah 18 tahun,
  • Memiliki berat badan terlalu rendah,
  • Sedang dalam masa pemulihan penyakit atau pasca operasi,
  • Mengalami penyakit kronis yang tidak terkontrol,
  • Memiliki riwayat gangguan makan,
  • Sedang mengonsumsi obat-obatan yang harus diminum bersama makanan.

Singkatnya, OMAD bisa menjadi strategi gaya hidup yang membantu memperlambat penuaan dan meningkatkan kesehatan, namun tidak semua orang aman melakukannya. Konsultasi dengan dokter sebelum mencoba pola ini sangat dianjurkan, terutama bagi yang memiliki kondisi medis tertentu