Hati-Hati! Sering Waxing dan Cukur Bulu Vagina Sebabkan ISK

Ilustrasi kebersihan vagina
Sumber :
  • Freepik

LifestyleMencukur atau waxing (mencukur habis) rambut di area vagina umum dilakukan perempuan. Alasannya bermacam mulai dari rasa kenyamanan hingga estetika. Namun hati-hati terlalu sering mencukur area tersebut justru bisa meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK) berulang.

5 Tanda pada Penis Ini Bisa Jadi Kamu Idap Masalah Diabetes, Ginjal, hingga Kanker

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi yang cukup umum dan bisa menyerang kandung kemih, uretra, atau ginjal. Penyebabnya biasanya adalah bakteri dari feses yang masuk ke saluran kemih melalui uretra, saluran yang mengeluarkan urine dari tubuh. Wanita lebih rentan terkena ISK karena memiliki uretra yang lebih pendek daripada pria, sehingga bakteri lebih mudah mencapai kandung kemih atau ginjal.

Peneliti dari Jagiellonian University Medical College di Polandia menyebutkan bahwa sekitar 50 persen wanita akan mengalami ISK setidaknya sekali seumur hidup. Selain itu, ISK juga bisa kambuh berulang (recurrent UTI), yakni ketika infeksi kembali setelah diobati atau muncul dua kali dalam enam bulan.

10 Merek Sugar Wax Terpopuler di 2025: Bikin Kulit Halus Tanpa Drama

Banyak wanita memilih mencukur atau waxing rambut kemaluan untuk merasa lebih bersih atau higienis. Namun, para peneliti menegaskan bahwa anggapan rambut kemaluan itu “kotor” atau “tidak higienis” ternyata tidak tepat. Faktanya, memiliki rambut di area tersebut mungkin justru bermanfaat bagi kesehatan.

"Rambut manusia justru terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen," tulis para ilmuwan dalam studi yang dipublikasikan di Scientific Reports yang dikutip dari laman The Sun, Jumat 3 Oktober 2025.

Sering Ngompol Padahal Sudah Dewasa? Bisa Jadi Tanda Gangguan Serius!

Untuk membuktikan hal ini, tim peneliti melakukan survei kepada wanita berusia 18–45 tahun melalui media sosial. Mereka diminta menjawab pertanyaan terkait usia pertama kali terkena ISK, riwayat medis (seperti kehamilan atau diabetes), frekuensi berhubungan seksual, hingga kebiasaan mencukur rambut kemaluan dalam 12 bulan terakhir.

Dari 2.409 wanita yang disurvei, 74 persen mengatakan mereka pernah mencukur habis rambut kemaluan dalam setahun terakhir. Peneliti menyebut wanita yang mencukur habis rambut kemaluan setiap hari atau setiap minggu sebagai extreme groomers. Sebanyak 67 persen responden termasuk dalam kategori ini.

Wanita yang berhubungan seks minimal sebulan sekali dan mengalami ISK pertama sebelum usia 15 tahun lebih cenderung mengalami ISK setidaknya sekali dalam tahun sebelum survei dilakukan.

Para peneliti menemukan bahwa extreme grooming tidak berhubungan langsung dengan risiko terkena ISK dalam setahun terakhir. Namun, wanita yang melakukan extreme grooming dalam 12 bulan terakhir memiliki risiko tiga kali lebih tinggi terkena ISK berulang.

Mereka mendefinisikan ISK berulang sebagai kondisi dengan minimal tiga kali infeksi dalam satu tahun. Faktor lain yang meningkatkan risiko ISK kambuhan adalah terkena ISK pertama sejak kecil, memiliki pasangan seksual baru, dan frekuensi hubungan seksual yang tinggi.

“Meskipun tidak terkait dengan risiko ISK secara keseluruhan, mencukur habis rambut setiap minggu bisa menghilangkan pelindung mikroba alami,”kata penulis studi, Andrzej Galbarczyk.

Peneliti menyimpulkan bahwa rambut kemaluan kemungkinan bermanfaat untuk menjaga kesehatan urogenital wanita.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa bersama rambut kemaluan, wanita mungkin juga menghilangkan perlindungan penting terhadap ISK berulang," tulis mereka.

Lebih jauh, rambut kemaluan wanita ternyata menjadi tempat tumbuhnya bakteri Lactobacillus yang dapat memberikan perlindungan antimikroba dengan mencegah kolonisasi mikroorganisme lain. Populasi Lactobacillus diketahui mampu menghambat Escherichia coli, bakteri paling umum penyebab ISK.

Selain itu, penghilangan rambut kemaluan juga bisa menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan, seperti:

  • gatal pada area genital
  • iritasi
  • infeksi kulit
  • ruam
  • luka atau perdarahan
  • jerawat
  • reaksi alergi
  • rambut tumbuh ke dalam (ingrown hair).

Meski para peneliti tidak melarang sepenuhnya praktik waxing atau mencukur, mereka menyarankan agar wanita tidak melakukannya terlalu sering, terutama setiap minggu.