Hati-hati! Pekerja Kantoran yang Terlalu Lama Duduk Bisa Sebabkan Masalah Paru-paru

Ilustrasi wanita pekerja
Sumber :
  • Freepik

LifestyleDuduk terlalu lama di meja kerja sudah sering diperingatkan sebagai kebiasaan berisiko. Bahaya yang paling umum dan mudah dikenali adalah peningkatan berat badan, masalah postur tubuh, hingga penyakit gaya hidup seperti hipertensi dan diabetes tipe 2.

Kuasai 15 Keterampilan Karier Ini Dijamin Tak Gampang Tergeser di Dunia Kerja

Namun, ada efek samping mengejutkan lain yang secara harfiah bisa “merenggut napas” Anda. Ya, hal ini dikonfirmasi oleh konsultan senior pulmonologi di MGM Malar, Chennai, Dr. Rajkumar K dalam wawancara dengan HT Lifestyle. Ia mengungkapkan bahwa duduk dalam waktu lama dapat memengaruhi efisiensi kerja paru-paru.

Bagaimana duduk lama merusak paru-paru?

Menurut Dr. Rajkumar, sama seperti organ lain, paru-paru juga bergantung pada pergerakan agar dapat berfungsi optimal. Saat duduk terlalu lama, postur tubuh cenderung membungkuk.

Teman Kantor Iri dengan Kesuksesanmu? Begini Cara Elegan Menghadapinya Tanpa Drama!

Hal ini, kata dia, membuat otot-otot pernapasan seperti diafragma, otot interkostal, dan otot dada tidak terlatih dengan baik. Lama-kelamaan otot tersebut melemah. Akibatnya, kemampuan paru-paru untuk menarik oksigen berkurang, sehingga asupan oksigen menurun dan tubuh lebih rentan terhadap gangguan pernapasan maupun infeksi.

“Kelemahan ini menyebabkan paru-paru kurang bisa mengembang, sehingga kapasitas paru-paru untuk menarik oksigen berkurang. Karena itu, dahak atau infeksi virus sekunder tidak dapat keluar,” kata dia.

14 Keterampilan Esensial agar Karier Anda Tetap Relevan, Kebal dari Ancaman AI dan PHK

Rajkumar menabahkan, hal ini dapat memicu infeksi sekunder seperti pneumonia dan mengganggu asupan oksigen. Penurunan asupan oksigen bisa menyebabkan pernapasan dangkal, yang pada akhirnya berisiko menimbulkan penyakit seperti COPD serta penurunan fungsi imun.

COPD sendiri adalah singkatan dari Chronic Obstructive Pulmonary Disease, yaitu kondisi di mana saluran udara paru-paru mengalami kerusakan akibat peradangan sehingga penderitanya sulit bernapas.

Bukti penelitian terbaru

Ada bukti kuat yang mendukung hubungan antara fungsi paru-paru yang buruk dengan gaya hidup sedentari, termasuk kebiasaan duduk terlalu lama. Dr. Rajkumar merujuk pada hasil studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam The European Respiratory Journal.

Ia menjelaskan, bahwa dalam studi tersebut menemukan bahwa individu dengan gaya hidup sedentari memiliki 12–15% fungsi paru-paru yang lebih rendah dibanding mereka yang aktif. Hasil ini tetap berlaku meski telah dikendalikan faktor usia, berat badan, dan kebiasaan merokok.

Selain itu, survei lintas populasi Asia juga menunjukkan temuan serupa.

“Mereka yang menghabiskan lebih dari 8 jam sehari dengan gaya hidup sedentari dua kali lebih berisiko mengalami gejala seperti sesak napas dan mudah lelah,” tambah Dr. Rajkumar.

Penurunan fungsi paru-paru ini tidak hanya mengurangi asupan oksigen, tetapi juga membebani jantung, sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Cara mencegahnya

Meski begitu, kabar baiknya adalah dampak buruk ini bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup sederhana.

Dr. Rajkumar menyarankan, agar setiap individu melakukan peregangan setiap setengah jam, latihan pernapasan, dan menyempatkan setidaknya 30 menit olahraga sedang setiap hari. Aktivitas seperti jalan cepat, berenang, atau yoga dapat membalikkan efek buruk gaya hidup sedentari. Selain memperkuat otot pernapasan, olahraga juga membantu memperbaiki postur tubuh sehingga paru-paru bisa mengembang lebih optimal.

Dengan langkah kecil tapi konsisten, risiko gangguan paru-paru akibat duduk terlalu lama bisa ditekan, sekaligus meningkatkan kesehatan jantung dan sistem imun tubuh.