Memelihara Kucing Bisa Mengubah Otak Anda, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Ilustrasi anak dan kucing
Sumber :
  • Freepik

LifestyleTernyata, suara ’meong’ bukan hanya bisa meluluhkan hati, tapi juga memengaruhi otak kita. Meski kucing dikenal sebagai hewan peliharaan yang mandiri, penelitian terbaru menunjukkan bahwa manusia memiliki ikatan unik dengan mereka yang dipicu oleh kimia otak. Tentu saja, bahan kimia utama dalam hubungan ini adalah oksitosin, yang dikenal sebagai hormon cinta.

8 Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Anak Bersama Kucing Peliharaan

Oksitosin berperan penting dalam ikatan sosial, kepercayaan, dan pengaturan stres pada banyak hewan, termasuk manusia. Hormon ini bekerja dengan cara menekan hormon stres kortisol sekaligus mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang membantu tubuh merasa rileks.

Bisakah kucing memengaruhi otak manusia?

Sudah lama diketahui bahwa interaksi ramah antara anjing dan pemiliknya dapat memicu pelepasan oksitosin, menciptakan umpan balik timbal balik dalam hubungan kedekatan. Namun, hal yang sama belum lama ini terbukti pada kucing.

Baju Penuh Bulu Kucing? Coba 7 Trik Ini, Hasilnya Langsung Bersih!

Meski kucing dikenal lebih halus dalam menunjukkan kasih sayang, pemiliknya sering melaporkan perasaan ditemani dan berkurangnya stres mirip dengan efek anjing. Pada tahun 2021, peneliti di Jepang melaporkan bahwa sesi membelai kucing dalam waktu singkat dapat meningkatkan kadar oksitosin pada banyak pemilik.

Dalam studi tersebut, para wanita berinteraksi dengan kucing mereka selama beberapa menit, sementara ilmuwan mengukur kadar hormon mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa sentuhan ramah seperti membelai dan berbicara dengan kucing dikaitkan dengan meningkatnya oksitosin dalam air liur manusia, dibandingkan saat tenang tanpa kucing.

Tips Menghilangkan Bau Pesing Gara-gara Pipis Kucing di Rumah, Ampuh dan Praktis!

Ingat betapa menenangkannya saat membelai kucing liar sekalipun? Menurut studi tahun 2002, ada penjelasan ilmiahnya. Penelitian itu menemukan bahwa lonjakan oksitosin dari membelai kucing dengan lembut berhubungan dengan penurunan kadar kortisol. Dampaknya, tekanan darah menurun dan rasa sakit berkurang.

Kapan oksitosin ini dilepaskan?

Penelitian menunjukkan ada momen-momen tertentu dalam hubungan manusia dan kucing ketika hormon ini dilepaskan. Hal paling umum tentu saja melalui kontak fisik lembut. Sebuah studi tahun 2025 menemukan bahwa membelai, memeluk, atau menggendong kucing oleh pemiliknya dapat meningkatkan kadar oksitosin pada keduanya.

Para peneliti memantau oksitosin pada kucing selama 15 menit sesi bermain dan berpelukan di rumah dengan pemilik. Ketika interaksi ini dimulai oleh si kucing misalnya dengan duduk di pangkuan atau menyenggol pemiliknya terjadi lonjakan hormon cinta yang terus meningkat seiring waktu.

Namun, hal ini terutama berlaku pada kucing yang memang suka kontak fisik. Pada kucing yang lebih menjaga jarak atau memiliki gaya keterikatan cemas, polanya berbeda. Studi yang sama menemukan bahwa kucing yang cenderung menghindar tidak menunjukkan perubahan oksitosin, sedangkan kucing dengan kecemasan justru memiliki kadar oksitosin tinggi sejak awal.

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa sama seperti anjing, kucing juga menjadi bagian dari ikatan cinta. Mereka mampu meningkatkan hormon cinta pada manusia dan mengubah otak pemiliknya melalui rasa percaya dan perhatian yang mereka berikan.