Omnivert vs Ambivert, Kamu yang Mana? Ternyata Bedanya Bikin Kepribadianmu Unik!

Ilustrasi Mood Swing
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Istilah introvert dan ekstrovert yang menggambarkan kepribadian seseorang mungkin sudah tidak asing di telinga kita. Introvert dikenal mengisi energi dengan menyendiri, sementara ekstrovert justru bersemangat saat berada di tengah interaksi sosial.

10 Pekerjaan Bergaji Tinggi untuk Introvert, Ada yang Tembus Rp5 Miliar!

Namun kini muncul istilah baru terkait untuk menggambarkan kepribadian seseorang yang tidak masuk dalam katagori introvert dan ekstrovert yakni omnivert atau ambivert. Meski memiliki sedikit persamaan, namun ternyata omnivert dan ambivert sendiri memiliki perbedaan signifikan yang terletak pada sejauh mana mereka berada di spektrum antara introvert dan ekstrovert.

Psikolog Darrielle Allen, PhD, menjelaskan tentang omnivert vs ambivert. Apa artinya? Dan apa bedanya? Berikut ini rangkumannya seperti dilansir dari laman clevelandclinic, Selasa 23 September 2025.

Omnivert vs. Ambivert

Cara Mendukung Anak Introvert untuk Berkembang Tanpa Merasa Tertekan

Bayangkan tipe kepribadian sebagai titik-titik di sepanjang sebuah spektrum. Di satu ujung ada introvert. Di ujung lain ada ekstrovert. Ambivert berada di tengah. Mereka bisa bergeser ke sifat introvert atau ekstrovert sesuai situasi, tapi dengan cara yang halus.

Omnivert juga bisa tampil introvert atau ekstrovert, tergantung situasi. Bedanya, mereka melakukannya dengan cara yang ekstrem.

Cuma Lihat Alis, Kepribadian Aslimu Bisa Terungkap!

Ibarat keran air, jika kedua sisi dinyalakan, hasilnya campuran panas dan dingin. Itulah ambivert. Sedangkan omnivert hanya panas sekali atau dingin sekali. Tidak ada di tengah. Mereka bisa tiba-tiba berubah menjadi sangat terbuka dan aktif, lalu mendadak menarik diri sepenuhnya.

“Tidak seperti ambivert yang menjaga keseimbangan, omnivert bergerak di antara dua kutub kepribadian secara ekstrem.  Mereka bisa jadi pusat perhatian di pesta suatu hari, lalu keesokan harinya sepenuhnya menarik diri dan butuh waktu untuk sendiri,” jelas Dr. Allen.

Apa itu Omnivert?

Omnivert adalah seseorang yang berpindah antara introversi ekstrem dan ekstroversi ekstrem, tergantung situasi, suasana hati, atau tingkat energi. Mereka sepenuhnya “all in” dalam keadaan tertentu, entah itu saat menjadi introvert atau ekstrovert.

“Perubahan ini bisa terlihat tiba-tiba atau sulit diprediksi bagi orang lain. Tapi bagi omnivert, itu biasanya respons alami terhadap kebutuhan internal mereka,” kata Dr. Allen. “Bukan soal preferensi, melainkan kebutuhan pada saat itu.”

Apa itu Ambivert?

Jika omnivert berpindah dari satu ujung spektrum ke ujung lain, ambivert justru berada di sekitar titik tengah. Mereka bisa menunjukkan sifat introvert maupun ekstrovert sesuai kebutuhan situasi, namun tetap menjaga keseimbangan keduanya. Tidak terlalu introvert. Tidak terlalu ekstrovert. Pas di tengah.

Perbedaan Omnivert dan Ambivert

Cara paling mudah memahami keduanya adalah dengan melihat bagaimana mereka merespons situasi tertentu.

Di tempat kerja

  • Ambivert mudah beradaptasi dengan kebutuhan proyek. Bisa aktif dan kolaboratif saat kerja tim, tapi juga bisa fokus saat kerja sendiri.
  • Omnivert juga bisa melakukan keduanya, tapi dengan lebih ekstrem. Bisa mendominasi diskusi tim, lalu saat kerja mandiri, benar-benar menutup diri dari interaksi.

Dalam acara sosial

  • Ambivert biasanya ikut bersosialisasi, baik dengan teman dekat maupun orang baru, lalu pulang dengan perasaan cukup, tidak terlalu lelah atau terlalu bersemangat.
  • Omnivert bisa jadi pusat perhatian di satu pesta, tapi di kesempatan lain justru sama sekali tidak datang dan memilih mengurung diri di kamar.

Dalam konflik dan percakapan

  • Ambivert cenderung seimbang: mendengarkan dengan baik, berbicara ketika perlu, dan mencari resolusi bersama.
  • Omnivert tergantung keadaan: bisa mendominasi percakapan atau justru menghindar sama sekali.

Tipe kepribadian berkaitan dengan bagaimana kita mengelola energi, bukan sekadar suasana hati atau kemampuan berinteraksi. Ambivert bisa lebih konsisten mendapat energi baik di situasi publik maupun pribadi. Omnivert bisa merasa berenergi dalam suatu situasi hari ini, tapi merasa terkuras dalam situasi yang sama esok hari.

“Keduanya, omnivert dan ambivert, sama-sama adaptif. Mereka mampu menghadapi situasi sosial maupun kesendirian dengan efektif. Mereka memiliki kemampuan untuk menyesuaikan perilaku sesuai tuntutan situasi, sehingga menjadi pribadi yang fleksibel dan seimbang,” tegas Allen.