Istri Terlalu Cinta Bisa Bahayakan Rumah Tangga, Kok Bisa?

Ilustrasi pasangan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Cinta adalah pondasi penting dalam sebuah pernikahan. Tanpa cinta, hubungan akan terasa hambar, kering, dan rapuh. Namun, tahukah kamu kalau terlalu cinta justru bisa berbahaya bagi rumah tangga?

6 Fase Pernikahan, Kenapa Fase ke-3 Jadi Ujian Terberat Hingga Banyak Pasangan Pilih Cerai?

Banyak istri merasa bahwa mencintai suami sepenuh hati adalah tanda kesetiaan. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan kebutuhan diri sendiri demi pasangan.

Sekilas terdengar mulia, tapi dalam jangka panjang, pola cinta yang berlebihan ini bisa menimbulkan ketidakseimbangan dalam hubungan, memicu konflik, bahkan merusak keharmonisan rumah tangga.

Apa Itu “Terlalu Cinta”?

Jangan Panik, Begini Cara Membetulkan Kipas Angin Rusak agar Kembali Normal

Terlalu cinta atau overloving bisa digambarkan sebagai kondisi ketika seseorang memberi begitu banyak pada pasangan, sampai lupa pada dirinya sendiri. Ini bukan sekadar sayang atau perhatian, melainkan cinta yang berubah jadi ketergantungan emosional. Dalam dunia psikologi, hal ini sering disebut dengan codependency.

“Codependency adalah pola hubungan yang tidak seimbang, ketika seseorang merasa kebahagiaan dan harga dirinya bergantung pada memenuhi kebutuhan orang lain, sering kali dengan mengorbankan diri sendiri,”kata konselor profesional berlisensi, Mark Mayfield.

Olah Sampah Rumah Tangga Jadi Pupuk Organik, Ladang Cuan Bagi Emak-emak

Dengan kata lain, terlalu cinta bukan lagi tentang saling melengkapi, tapi tentang satu pihak yang terus memberi tanpa batas, sementara dirinya sendiri semakin kosong.

Dampak Negatif bagi Rumah Tangga

Meski dimulai dengan niat baik, cinta yang berlebihan bisa membawa dampak serius dalam hubungan. Berikut beberapa efek yang sering muncul:

1. Keseimbangan Hilang

Hubungan ideal adalah dua arah yakni saling memberi dan menerima. Jika istri selalu berada di posisi memberi tanpa mendapat timbal balik, pernikahan jadi timpang. Suami bisa merasa terlalu dimanja, atau sebaliknya, justru tertekan karena merasa diberi terlalu banyak.

2. Kelelahan Emosional

Mengorbankan diri secara terus-menerus lama-lama akan melelahkan. Istri bisa merasa tidak dihargai, kesal, bahkan lelah secara mental karena apa yang ia berikan tidak sebanding dengan apa yang ia dapatkan.

3. Hilangnya Identitas Diri

Salah satu bahaya terbesar adalah ketika istri terlalu fokus pada suami dan keluarga sampai melupakan dirinya sendiri. Hobi, karier, lingkar pertemanan, bahkan kesehatan mental bisa terabaikan.

Sebuah penelitian berjudul Mental Health States of Housewives: an Evaluation in Terms of Self-perception and Codependency yang dilakukan oleh Veysel Kaplan dan timnya (2022) menemukan bahwa banyak ibu rumah tangga memiliki tingkat ketergantungan emosional tinggi. Hal ini membuat mereka rawan mengalami masalah kesehatan mental, karena kebutuhan pribadi sering dikesampingkan demi orang lain.

4. Dinamika Hubungan Tidak Sehat

Ketika cinta terlalu berlebihan, pasangan bisa merasa terkekang. Suami mungkin merasa kehilangan ruang pribadi, sementara istri merasa kecewa jika pengorbanannya tidak dihargai. Pola ini bisa memicu pertengkaran kecil yang semakin lama semakin besar.

5. Rasa Sakit Hati yang Terselubung

Pada akhirnya, cinta yang terlalu besar bisa berubah jadi rasa sakit hati. Istri bisa merasa “aku sudah melakukan segalanya, kenapa dia tidak melakukan hal yang sama?” Jika tidak dibicarakan, rasa kecewa ini bisa menumpuk dan meledak sewaktu-waktu.

Fenomena cinta berlebihan ini bukan hal baru. Mary Crocker Cook, seorang terapis keluarga dan penulis buku Awakening Hope, menggambarkan tentang codependency.

“Pada dasarnya, codependency adalah serangkaian perilaku yang berkembang untuk mengatasi kecemasan ketika keterikatan utama kita terbentuk dengan orang-orang yang tidak konsisten atau tidak tersedia bagi kita. Pada akhirnya, codependency adalah penyakit stres kronis,” kata dia.

Dari sini jelas bahwa terlalu cinta bisa berakar dari rasa takut ditinggalkan atau tidak dicintai kembali. Jika dibiarkan, kondisi ini bukan hanya menguras energi emosional, tapi juga bisa menjadi pola hubungan yang penuh stres.

Cara Menyeimbangkan Cinta Agar Tetap Sehat

Mencintai pasangan sepenuh hati bukanlah hal buruk, asalkan tetap ada keseimbangan. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Kenali Batas Pribadi

Belajar mengatakan tidak bukan berarti tidak cinta. Justru, batas sehat membuat hubungan lebih stabil. Jangan biarkan diri terus menerus mengalah sampai kehilangan suara.

2. Rawat Diri Sendiri

Self-care bukan egois, melainkan kebutuhan. Luangkan waktu untuk hobi, kesehatan, dan pertemanan. Istri yang bahagia dan sehat akan membawa energi positif dalam rumah tangga.

3. Bangun Komunikasi Jujur

Bicarakan perasaanmu pada pasangan. Katakan apa yang kamu butuhkan, bukan hanya apa yang kamu berikan. Komunikasi terbuka mencegah kesalahpahaman.

4. Hargai Diri Sendiri

Jangan biarkan harga dirimu ditentukan oleh validasi pasangan. Ingat, kamu tetap berharga meski tidak selalu bisa menyenangkan semua orang, termasuk suami.

5. Pertimbangkan Bantuan Profesional

Jika merasa hubungan sudah sangat berat, konseling pasangan atau terapi bisa membantu. Dengan bantuan ahli, kamu dan pasangan bisa belajar menemukan pola hubungan yang lebih sehat.