Kerja Bisa Bikin Cepat Mati? Fakta Mengejutkan Tentang Budaya Overwork!
- Freepik
Selain itu, stres dan depresi merusak sistem saraf pusat dengan mengacaukan hormon seperti kortisol. Jadi, kerugian yang muncul bukan hanya soal perilaku, tapi juga gangguan fisiologis.
Mengapa karyawan tetap bertahan di tempat kerja yang toxic?
Setiap orang berharap punya kendali atas pekerjaan alias otonomi dalam tugas sehari-hari. Sayangnya, kenyataannya sering berbeda. Lalu, kenapa banyak orang tetap bertahan bahkan bangga dengan kerja berlebihan?
Ada dua alasan utama:
- Gaji tinggi. Banyak orang memilih diam dan menanggung stres karena takut kehilangan stabilitas finansial jika melawan atasan.
- Harapan masa depan. Ada juga yang rela menjadi workaholic karena percaya pekerjaannya bisa membuka peluang lebih besar di kemudian hari. Sayangnya, pengorbanan kesehatan demi “masa depan cerah” sering justru berbalik merugikan.
Kenapa manajemen puncak harus peduli?
Profesor Perilaku Organisasi di Stanford Graduate School of Business, Jeffrey Pfeffer mengungkap sebagian manajemen percaya bahwa tekanan tinggi bisa memaksimalkan potensi karyawan. Padahal, kenyataannya sering berlawanan, karyawan mengalami burnout, kehilangan motivasi, dan produktivitas menurun. Pekerjaan akhirnya sekadar jadi beban, bukan sesuatu yang ingin diselesaikan dengan baik.