Apa Itu Terminal Lucidity yang Nyata di Dunia Kerja?

Ilustrasi resign kerja
Sumber :
  • Freepik

LifestyleTerminal lucidity, dalam dunia medis biasanya merujuk pada momentary clarity that medical patients experience just before death. Hal ini bisa diterjemahkan sebagai peningkatan kesadaran dan kemampuan kognitif, yang seringkali terjadi sesaat sebelum meninggal dunia.

Kenapa Wajah Lebih Glowing dan Lebih Segar Setelah Resign?

Tapi, bayangkan ini sebagai metafora di dunia kerja. Terminal lucidity ini diartikan sebagai kejernihan berpikir dan lonjakan produktivitas yang muncul menjelang akhir bekerja seperti sebelum resign, di penghujung proyek, atau mendekati deadline krusial.

Artikel ini mengupas mengapa fenomena ini terjadi dan bagaimana mengubahnya menjadi budaya kerja produktif yang konsisten.

Dinamika Psikologis: Dari Disinhibisi Menuju Clarity

Menurut Psikologi, Ini 5 Hal yang Jangan Pernah Kamu Ungkap ke Teman Kantor, Bisa Bikin Repot Sendiri!

Saat seseorang tahu bahwa batas waktunya hampir tiba misalnya hari-hari terakhir kerja ketakutan terhadap penilaian menurun. Beban mental berkurang, prioritas menjadi super-fokus, dan cara berpikir jadi sangat jernih. Saat mereka tidak di bawah tekanan, orang justru lebih berani menyuarakan ide, mengambil risiko, dan menghasilkan kontribusi terbaik.

Fenomena ini berkaitan erat dengan konsep psychological safety yang dirintis oleh Prof. Amy C. Edmondson dari Harvard Business School. Ia menyebut psychological safety sebagai keyakinan bahwa tim aman untuk mengambil risiko dalam interaksi antarpribadi, rasa aman untuk berbicara, bertanya, atau menyampaikan gagasan, tanpa takut dihukum atau dianggap bodoh.

Terungkap Alasan Gen Z Adopsi Tren 'Quiet Quitting' Jadi Solusi Hidup Sehat, Bukan Malas!

Edmondson juga menegaskan bahwa psychological safety bukan soal bersikap manis tapi tentang memberikan umpan balik secara jujur, terbuka mengakui kesalahan, dan saling belajar. Dalam konteks terminal lucidity di kantor rasa takut hilang, sehingga orang lebih spontan mengutarakan ide dan solusi seolah mereka hidup dalam keamanan psikologis singkat.

Apa yang Terjadi di Detik-Detik Menjelang Akhir Pekerjaan?

  1. Risk social menurun – mereka merasa “senasib” dan tak perlu tampil sempurna.
  2. Fokus ke yang paling penting – revisi hanya ke prioritas utama, sehingga keputusan cepat dan konstruktif.
  3. Lebih berani memberi umpan balik – karena tidak ada tekanan berkelanjutan, keberanian berbicara hingga ke intinya muncul.

Risk of Reliance: Mengapa Mental Mode “Menjelang Akhir” Berbahaya

  • Jika budaya hanya mengizinkan kejernihan muncul di ujung waktu, burnout pun merajalela.
  • Pembelajaran terlewat—insight bagus muncul terlambat untuk iterasi atau perbaikan.
  • Pemimpin bisa keliru menyimpulkan: "tekanan tinggi = inovasi." Padahal faktanya, inovasi justru dipicu oleh kenyamanan psikis (psychological safety).

Toolset Agar “Terminal Lucidity” Terjadi Setiap Saat

  1. Ritual ‘Half-baked Ideas’: dorong anggota tim mengutarakan ide meski belum matang.
  2. Aturan ‘No Humiliation’: hindari mengejek atau menghakimi selama rapat atau post-mortem.
  3. Pemimpin menunjukkan kecanggungan & kesalahan diri sendiri—menanam rasa aman: “saya juga sering salah.”
  4. Menerapkan pemikiran ala Fearless Organization: budaya suara raw, spontan, dan saling koreksi membangun .

Ritual Praktis: Bikin Momen Akhir Jadi Awal

  • “Pre-exit clarity session” di fase awal atau tengah proyek: bayangkan Anda akan pergi—ide apa yang mesti ditinggalkan atau ditindaklanjuti?
  • Pre-mortem atau reverse post-mortem: “Jika ini hari terakhir, apa risiko besar yang belum kita tangani?”
  • “Time-boxed clarity windows” setiap minggu: hanya diskusi strategi & trade-off selama 60 menit.
  • Ritual “Last 90 Days Now”: bayangkan menunggu resign dalam 90 hari. Apa yang harus dikeluarkan sekarang juga?

Metrik: Bagaimana Mengetahui Keberhasilan Praktik Ini?

  • Leading indicators:

§  Jumlah ide mentah yang diajukan.

§  Speak-up rate—berapa banyak orang bersuara, bertanya, menyanggah.

§  Frekuensi diskusi sulit (kritik membangun) di rapat.

  • Lagging indicators:

§  Kecepatan pengambilan keputusan atau iterasi.

§  Cycle time eksperimen/penyelesaian.

§  Defect escape rate, berapa banyak kesalahan terdeteksi akhir yang dapat dicegah.

Menurut Edmondson, tim dengan psychological safety lebih mampu belajar dan berkinerja lebih baik secara konsisten.

Fenomena terminal lucidity tidak perlu menunggu pertaruhan akhir. Dengan membangun psychological safety sejak awal, organisasi dapat menciptakan kejernihan berpikir, inovasi, dan kontribusi berkelanjutan bukan kejadian langka.

Mulai dari satu ritual misalnya half-baked ideas mingguan dengan satu metrik (seperti speak-up rate) selama sebulan ke depan. Bangun budaya di mana kejernihan bukan sekadar kilas terakhir, melainkan ritme kerja.