Warna Keputihan Bisa Bongkar Kondisi Tubuhmu! Cek Sebelum Terlambat
- Freepik
Lifestyle –Banyak perempuan merasa malu membicarakan soal keputihan. Padahal, cairan yang keluar dari vagina ini bisa menjadi tanda kesehatan organ reproduksi yang tak boleh diabaikan. Menurut para ahli, keputihan adalah bagian dari sistem alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan melindungi area intim dari infeksi.
Tapi tidak semua keputihan berarti sehat. Perubahan warna, bau, atau tekstur bisa jadi sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres di tubuhmu. Maka dari itu, penting bagi setiap perempuan untuk mengenali arti dari berbagai warna keputihan.
Keputihan atau vaginal discharge adalah cairan yang secara alami diproduksi oleh kelenjar di vagina dan leher rahim (serviks). Cairan ini berfungsi membersihkan vagina, mengeluarkan sel-sel mati dan bakteri, serta menjaga kelembapan area kewanitaan.
Dokter kandungan asal Amerika dan penulis buku The Vagina Bible, Dr. Jen Gunter, menjelaskan bahwa keputihan adalah bagian dari sistem pembersihan alami tubuh wanita. Tidak semua keputihan berarti masalah yang penting adalah mengenali apa yang normal dan apa yang tidak.
Keputihan bisa berubah tergantung fase siklus haid, tingkat stres, aktivitas seksual, atau bahkan asupan makanan. Tapi warna keputihan bisa memberikan petunjuk yang sangat jelas tentang apakah tubuh dalam kondisi sehat atau justru perlu mendapat perhatian medis.
Panduan Warna Keputihan dan Artinya
Berikut adalah panduan sederhana namun penting untuk mengenali warna keputihan dan maknanya:
1. Jernih atau Putih Transparan
Ciri: Tidak berbau, licin atau agak lengket, kadang seperti putih telur mentah.
Biasanya muncul saat:
- Masa subur (ovulasi)
- Setelah olahraga
- Saat terangsang secara seksual
Tanda: Normal dan sehat.
2. Putih Susu atau Sedikit Kental
Ciri: Lebih kental dari yang jernih, tidak berbau tajam.
Biasanya muncul:
- Sebelum atau sesudah haid
Tanda: Masih normal.
Tapi jika disertai rasa gatal, terbakar, atau bau asam bisa jadi infeksi jamur seperti kandidiasis.
3. Kuning Pucat
Ciri: Agak kental, kadang tanpa bau menyengat.
Biasanya muncul karena:
- Perubahan hormonal
- Pengaruh makanan atau suplemen vitamin
Tanda: Masih normal jika tanpa gejala lain.
Tapi jika disertai bau amis atau gatal bisa jadi infeksi bakteri.
4. Kuning Kehijauan atau Hijau
Ciri: Berbuih, bau tajam atau amis, disertai iritasi atau nyeri.
Tanda: Tidak normal.
Kemungkinan besar mengarah ke infeksi menular seperti trikomoniasis.
5. Abu-abu
Ciri: Encer, bau amis yang kuat.
Tanda: Tidak normal.
Kemungkinan besar merupakan Bacterial Vaginosis (BV), yaitu ketidakseimbangan bakteri dalam vagina.
6. Cokelat atau Kecokelatan
Ciri: Seperti darah mengering.
Bisa muncul:
- Setelah menstruasi
- Saat penggunaan alat kontrasepsi
Tanda: Normal jika muncul setelah haid.
api jika muncul di luar siklus haid, setelah menopause, atau berulang Anda perlu periksa ke dokter. Bisa jadi polip rahim, infeksi, atau gejala awal kanker serviks.
7. Merah Muda atau Berdarah
Ciri: Keputihan bercampur darah.
Bisa terjadi:
- Saat ovulasi
- Awal kehamilan (implantasi embrio)
Tanda: Kadang normal.
Tapi jika tidak ada sebab jelas, apalagi disertai nyeri bisa jadi masalah hormonal atau penyakit ginekologis serius.
Kapan Keputihan Menjadi Alarm Bahaya?
Kamu sebaiknya segera ke dokter jika mengalami keputihan yang:
- Berwarna hijau, abu-abu, atau kecokelatan tanpa sebab jelas
- Disertai bau amis menyengat
- Menimbulkan gatal, nyeri, atau perih saat buang air kecil
- Terjadi terus-menerus, tidak mengikuti pola siklus haid
- Menyebabkan nyeri perut bagian bawah atau nyeri saat berhubungan seksual
Dr. Jen Gunter menegaskan bahwa perubahan warna keputihan tidak bisa diabaikan begitu saja. Ini seperti 'alarm tubuh' yang memberi tahu bahwa sesuatu sedang tidak seimbang.
Tips Menjaga Keputihan Tetap Sehat
Agar keputihan tetap dalam kondisi normal dan tidak berubah menjadi tanda infeksi, berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
- Hindari membasuh vagina dengan sabun wangi atau melakukan douching
- Gunakan pakaian dalam berbahan katun dan hindari yang terlalu ketat
- Ganti pantyliner atau pembalut secara berkala
- Jaga pola makan sehat dan minum cukup air
- Cuci vagina hanya dengan air bersih dari arah depan ke belakang
- Rutin kontrol ke dokter, apalagi jika kamu aktif secara seksual