Inovasi Teknologi Kesehatan Terbaru dari Cek Kadar Gula Darah Hingga Kadar Lemak Tanpa Tes Darah
- IHW Staff
Lifestyle –International Health Week 2025 resmi dibuka pada Rabu 16 Juli 2025. Bertempat di Malaysia International Trade and Exhibiton Center, Kuala Lumpur acara ini melibatkan 900 peserta pameran lokal, regional, dan internasional. Selain itu lebih dari 15.000 produk dan layanan kesehatan terbaru.
Regional Portofolio Director ASEAN Informa Market, Rungpech (Rose) Chitanuwat, menyebut bahwa sejumlah inovasi-inovasi medis terbaru. Salah satu inovasi menarik adalah perangkat medis yang mempermudah masyarakat mengetahui kadar lemak dan gula darah tanpa melakukan tes darah.
"Sekarang ini mereka bisa menempelkan perangkat medis di kulit dan sudah bisa tahu kadar lemak, gula darah, tanpa harus dites darah, ya," ujar Rose saat ditemui VIVA.co.id di Kuala Lumpur, Rabu 16 Juli 2025.
Selain itu, Rose juga menyorot inovasi terbaru untuk pengobatan Non-Communicable Disease (NCD) alias Penyakit Tidak Menular seperti diabetes dan hipertensi. Saat ini, kata dia, industri kesehatan di ASEAN tengah berusaha mengembangkan obat multifungsi untuk pasien NCD.
"Kami tengah mencoba mengembangkan obat yang lebih komplit, the pack combo. Seperti obat yang bisa menyembuhkan beberapa penyakit dan obat yang di-realse lebih lama dari empat jam," ujar Rose.
Seperti diketahui, diabetes dan hipertensi kini menjadi dua penyakit paling mengancam yang terus meningkat jumlah penderitanya, baik di Indonesia maupun secara global. Keduanya sering disebut sebagai silent killer karena berkembang diam-diam tanpa gejala, namun bisa berujung pada komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, hingga gagal ginjal.
Diabetes dan hipertensi saat ini menjadi dua masalah kesehatan global yang sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) 2023, tercatat sekitar 537 juta orang dewasa di dunia hidup dengan diabetes, dan jumlah ini diprediksi akan terus meningkat menjadi 643 juta pada 2030 serta 783 juta pada 2045. Ironisnya, hampir setengah dari penderita diabetes tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit ini, sehingga sering terlambat mendapat penanganan medis yang tepat.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa lebih dari 1,28 miliar orang dewasa di dunia hidup dengan hipertensi. Sayangnya, hanya sekitar 21% dari mereka yang berhasil mengontrol tekanan darahnya dengan baik. Sisanya termasuk yang belum menyadari dirinya mengidap tekanan darah tinggi berisiko tinggi mengalami komplikasi serius seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Tingginya angka penderita dan rendahnya kesadaran terhadap kedua penyakit ini menjadi sinyal bahaya bagi sistem kesehatan global. Untuk itu, disiplin dalam menjalani pengobatan dari dokter, termasuk konsumsi obat secara rutin dan sesuai dosis, menjadi langkah penting dalam menekan angka komplikasi dan kematian akibat diabetes dan hipertensi.
Selain pola makan sehat dan olahraga rutin, konsumsi obat yang diresepkan oleh dokter secara teratur terbukti efektif menjaga kestabilan kondisi pasien.
Personalisasi Obat
Rose juga mengungkap bahwa saat ini sudah banyak obat-obatan yang dipersonalisasi. Misalnya di Malaysia yang cukup concern dengan halal-certified mengingat mayoritas penduduk Malaysia beragama muslim. Industri farmasi Malaysia cukup memerhatikan bahan baku obat yang bersertifikat halal, salah satunya adalah bahan baku kapsul.
"Sekarang banyak obat yang harus dibuat secara personal (personalised medicine) dan cara kerja obat juga harus berubah sekarang, karena di Malaysia, misalnya, ada persyaratan halal. Jadi kebanyakan (bahan baku) kapsul di masa lalu dibuat dari bahan yang tidak halal seperti produk babi. Sekarang kita harus beralih ke kapsul berbahan non daging," kata dia.