Awas, Jangan Panic Buying! Ini Dampaknya pada Keuangan dan Mental Anda

Ilustrasi belanja
Sumber :
  • ChatGPT

Lifestyle – Setiap kali muncul isu krisis, banyak orang tergoda melakukan panic buying. Perilaku ini biasanya dipicu rasa takut kehabisan barang pokok atau kebutuhan penting, sehingga orang membeli dalam jumlah jauh lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan. 

12 Ide Bisnis Modal Kecil yang Cocok untuk Gen Z In This Economy

Sekilas, panic buying terlihat seperti langkah bijak untuk berjaga-jaga. Namun, kenyataannya perilaku ini lebih banyak membawa kerugian daripada keuntungan.

Bagi pelakunya sendiri, panic buying bisa berdampak langsung pada kondisi keuangan, kesehatan mental, bahkan kualitas hidup sehari-hari. Alih-alih merasa aman, mereka justru terjebak dalam siklus stres, pemborosan, dan penyesalan. Untuk itu, penting bagi Anda memahami apa saja risiko nyata dari kebiasaan panic buying.

Paylater vs Kartu Kredit, Mana yang Lebih Cocok untuk Anda?

Berikut dampak panic buying yang bisa merugikan pelakunya:

1. Boros

Kelas Menengah Tertekan? Rubah Pola Pengeluaran Ini

Membeli barang dalam jumlah besar sekaligus membuat pengeluaran membengkak. Dana yang seharusnya bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain justru habis dalam waktu singkat, sehingga menimbulkan masalah keuangan di kemudian hari.

2. Barang Menumpuk dan Tidak Terpakai

Halaman Selanjutnya
img_title