Ekonomi Kelas Menengah Kembang Kempis, Coba 8 Strategi Ini agar Nafas Keuangan Lebih Panjang

Ilustrasi rupiah
Sumber :
  • Freepik

LifestyleBiaya hidup naik sering terjadi lebih cepat daripada kenaikan pendapatan. Di titik ini, kelas menengah yang biasanya paling aktif berbelanja dan mencicil mudah terjebak pada arus kas yang seret.

Paylater vs Kartu Kredit, Mana yang Lebih Cocok untuk Anda?

Bukan karena boros terang-terangan, melainkan pengeluaran ang terasa 'normal' justru menjadi jebakan finansials yan tidak disadari sehingga menggerus saldo bulan demi bulan. Beberapa biang kerok yang membuat boncos diantaranya langganan digital menumpuk, jajan impulsif, ongkos mobilitas yang tidak efisien, hingga pembayaran cicilan yang salah strategi.

Kabar baiknya, daya tahan finansial tidak hanya ditentukan oleh angka gaji, melainkan disiplin mengelola pengeluaran. Prinsipnya sederhana adalah mendalikan apa yang bisa dikendalikan dengan mulai dari pos yang paling mudah diubah dan berdampak besar.

Kelas Menengah Tertekan? Rubah Pola Pengeluaran Ini

Berikut saran untuk mengatur keuangan agar keuangan kalangan kelas menengah tetap stabil di tengah gonjang gajing ekonomi domestik dan global. Scroll ke bawah untuk infromasi lengkapnya!

1. Rapikan Pengeluaran Tetap

Evaluasi sewa, cicilan rumah atau kendaraan, dan biaya pendidikan. Targetkan biaya hunian tidak lebih dari 30% pendapatan. Jika rasio cicilan total mendekati atau melampaui 35%, negosiasikan suku bunga, perpanjang tenor secara terukur, atau lunasi lebih cepat untuk pinjaman berbunga tinggi. Hindari menambah cicilan baru sebelum rasio kembali sehat.

2. Pangkas 'Biaya Sunyi' Digital

Halaman Selanjutnya
img_title
Waspada! 5 Hiburan Online yang Diam-diam Bisa Menguras Dompet Kamu