Terungkap Alasan Gen Z Adopsi Tren 'Quiet Quitting' Jadi Solusi Hidup Sehat, Bukan Malas!
- Freepik
Mereka memilih untuk mengalokasikan waktu dan energi untuk istirahat, melakukan hobi, dan menghabiskan waktu bersama orang terkasih. Kegiatan tersebut membuat kalangan gen Z lebih bahagia bahkan menariknya bisa meningkatkan produktif saat jam kerja.
2. Hindari Hustle Culture
Budaya kerja yang menuntut karyawan untuk terus-menerus bekerja keras, berlomba-lomba lembur, dan menjadikan pekerjaan sebagai identitas diri (hustle culture) adalah hal yang ditentang Gen Z. Mereka melihat bahwa budaya ini seringkali tidak sebanding dengan kompensasi yang didapatkan, dan justru mengikis waktu untuk pengembangan diri di luar karier.
Quiet quitting menjadi perlawanan terhadap budaya ini. Alih-alih mengejar promosi dengan cara mengorbankan waktu pribadi, mereka lebih memilih untuk melakukan pekerjaan sesuai porsi dan batasan yang telah ditetapkan.
Dengan begitu, memungkinkan untuk memiliki ruang dan waktu untuk belajar skill baru, memulai proyek sampingan, atau sekadar menikmati hidup tanpa harus merasa bersalah. Ini adalah bentuk penolakan terhadap ide bahwa nilai diri seseorang ditentukan oleh seberapa banyak mereka bekerja.
3. Mencari Keseimbangan
Generasi sebelumnya mungkin memandang bahwa loyalitas terhadap perusahaan diukur dari seberapa banyak waktu yang diberikan. Namun, Gen Z memiliki definisi loyalitas yang berbeda.