Meninggal Dunia di Usia 90 Tahun, Ini Jejak Kwik Kian Gie di Dunia Ekonomi
- Istimewa
Kembali ke Indonesia, Kwik tak hanya menekuni dunia bisnis, tetapi juga aktif dalam pendidikan. Ia mendirikan SMA Erlangga di Surabaya, Institut Manajemen Prasetiya Mulya (1982), serta Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII) pada 1987.
Kiprah Sang Ekonom
Kiprah Kwik di bidang ekonomi dan pemerintahan mulai mencuat saat era reformasi. Ia dipercaya menjadi Wakil Ketua MPR RI pada 1999, kemudian menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) di masa Presiden Abdurrahman Wahid, dan selanjutnya sebagai Kepala Bappenas di era Presiden Megawati Soekarnoputri.
Di kabinet, ia dikenal sebagai menteri yang berani dan berintegritas. Tak segan ia mundur jika melihat arah kebijakan pemerintah tidak sesuai dengan nuraninya. Integritas ini membuatnya dihormati lintas partai, meski ia merupakan tokoh penting dalam tubuh PDI Perjuangan.
Tak hanya di pemerintahan, Kwik juga dikenal luas sebagai penulis dan kolumnis. Tulisan-tulisannya di media seperti Kompas dan berbagai buku menunjukkan kepeduliannya pada ekonomi nasional, terutama isu ketimpangan, utang luar negeri, dan liberalisasi pasar.
Warisan Pemikiran
Kwik dikenal sebagai pemikir ekonomi yang dipengaruhi kuat oleh mazhab Keynesian. Ia belajar langsung dari guru besarnya, Prof. Jan Tinbergen, pemenang Nobel Ekonomi 1969, yang mengajarkannya pentingnya intervensi negara dalam ekonomi dan prioritas pada kesejahteraan rakyat.