8 Strategi Investasi Walau Gaji Kecil, Cocok untuk Pemula yang Baru Kerja dan Ingin Aman Finansial di Masa Depan
- Freepik
Lifestyle – Baru kerja dan masih bergaji pas-pasan bukan alasan untuk menunda investasi. Justru masa awal bekerja adalah waktu terbaik untuk mulai membangun kebiasaan finansial yang sehat, termasuk menabung dan berinvestasi.
Sayangnya, banyak yang ragu memulai karena merasa penghasilan mereka belum cukup. Padahal, investasi bukan hanya untuk mereka yang punya gaji besar.
Dengan strategi yang tepat dan konsistensi, Anda tetap bisa memulai investasi meski dari nominal kecil. Kuncinya adalah memahami prinsip dasar investasi, memilih instrumen yang sesuai, dan disiplin menyisihkan dana secara rutin.
Berikut ini panduan cara investasi dari gaji kecil, khususnya bagi Anda yang baru mulai bekerja.
1. Sisihkan Dana Investasi di Awal, Bukan Sisa
Kesalahan umum banyak orang adalah menyisakan uang untuk investasi setelah semua kebutuhan terpenuhi. Padahal, pengeluaran cenderung tidak terkendali jika tidak ada batas yang jelas. Untuk itu, terapkan prinsip "pay yourself first" atau bayar diri Anda lebih dulu.
Langsung sisihkan minimal 10% dari gaji Anda untuk investasi, bahkan jika nominalnya hanya Rp100.000–Rp200.000 per bulan. Dengan kebiasaan ini, Anda akan membangun disiplin dan perlahan menumbuhkan portofolio investasi.
2. Tentukan Tujuan Investasi
Sebelum mulai, penting untuk menentukan tujuan Anda berinvestasi. Apakah untuk dana darurat, beli rumah, modal usaha, dana pensiun, atau sekadar menambah penghasilan? Tujuan akan membantu Anda memilih jenis investasi yang sesuai jangka waktunya (pendek, menengah, panjang), sekaligus menjaga motivasi Anda tetap kuat.
3. Mulai dari Instrumen yang Rendah Risiko
Sebagai pemula, sebaiknya mulai dari instrumen investasi yang mudah dipahami dan berisiko rendah. Beberapa contoh instrumen cocok untuk gaji kecil:
- Reksa dana pasar uang: Investasi aman dengan likuiditas tinggi, cocok untuk tujuan jangka pendek hingga menengah.
- Emas digital: Cocok untuk simpanan jangka menengah, mudah dibeli mulai dari Rp10.000.
- Deposito berjangka: Aman dan cocok bagi Anda yang ingin dana terkunci dalam periode tertentu.
- Kripto: Bisa dimulai dengan nominal kecil, asal Anda paham risikonya dan tujuannya untuk jangka panjang.
Pastikan Anda memilih platform yang legal dan diawasi oleh OJK.
4. Manfaatkan Aplikasi Investasi yang Terpercaya
Kini banyak aplikasi investasi yang memudahkan Anda membeli produk seperti reksa dana, emas, atau saham langsung dari ponsel. Beberapa bahkan menawarkan fitur auto-debit, di mana investasi langsung dipotong dari rekening setiap bulan.
Beberapa aplikasi populer di Indonesia yang bisa Anda pertimbangkan antara lain: Bibit, Ajaib, Pluang, Bareksa, dan Tokopedia Emas. Pilih yang antarmukanya sederhana dan cocok dengan kebutuhan Anda.
5. Jangan Terpancing Janji “Cepat Kaya”
Banyak penawaran investasi yang menjanjikan untung besar dalam waktu singkat. Sebagai pemula, Anda perlu berhati-hati dan mengenali ciri-ciri investasi bodong, seperti:
- Tidak ada izin dari OJK
- Imbal hasil terlalu besar dan tidak masuk akal
- Tidak transparan soal risiko
Ingat, investasi adalah proses jangka panjang. Hindari tergiur skema “cepat kaya” yang justru berisiko membuat Anda kehilangan uang.
6. Konsisten Lebih Penting daripada Nominal Besar
Konsistensi adalah kunci utama dalam investasi. Tidak masalah jika Anda hanya bisa menyisihkan Rp100.000 per bulan, asalkan dilakukan secara rutin. Dalam jangka waktu tertentu, uang tersebut akan tumbuh berkat bunga majemuk (compound interest) atau kenaikan nilai aset.
Gunakan fitur auto-invest agar proses investasi jadi lebih otomatis dan tidak tergantung mood.
7. Tetap Kelola Uang dengan Bijak
Investasi hanya akan efektif jika Anda juga mengelola keuangan pribadi dengan baik. Artinya, Anda harus tetap mengontrol pengeluaran, memiliki dana darurat, dan menghindari utang konsumtif. Jangan sampai Anda berinvestasi tapi harus menjual aset saat butuh uang mendadak karena tidak punya simpanan lain.
8. Evaluasi dan Tingkatkan Secara Bertahap
Setelah beberapa bulan, lakukan evaluasi terhadap investasi Anda. Apakah sudah sesuai tujuan? Bagaimana kinerjanya? Jika kondisi keuangan Anda membaik, naikkan jumlah dana investasi sedikit demi sedikit.
Anda juga bisa mulai mencoba instrumen lain yang risikonya lebih tinggi setelah lebih memahami cara kerjanya.
Investasi tidak harus dimulai dengan jumlah besar. Dengan gaji kecil pun, Anda bisa mulai berinvestasi asal konsisten dan disiplin. Gunakan strategi sederhana, pilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko Anda, dan hindari jebakan investasi bodong.
Jangan tunggu sampai penghasilan besar untuk memulai. Justru dengan membiasakan investasi sejak awal bekerja, Anda sedang menanam fondasi finansial yang kuat untuk masa depan.