Investasi Bitcoin Saat Resesi, Strategi Cerdas atau Langkah Berisiko? Ini 6 Hal yang Harus Anda Pertimbangkan

Ilustrasi Bitcoin
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Kondisi ekonomi yang tidak menentu mendorong banyak orang untuk mencari alternatif investasi di luar instrumen konvensional. Salah satu aset yang kerap menarik perhatian saat resesi adalah Bitcoin

Investasi Emas vs Bitcoin di Tengah Krisis, Mana yang Lebih Stabil dan Menguntungkan?

 

Popularitasnya sebagai mata uang digital yang terdesentralisasi membuat sebagian investor melihatnya sebagai pelindung nilai baru.

Harga Naik Turun, Apakah Investasi Bitcoin Aman Saat Ekonomi Goyang?

 

Namun, di tengah volatilitas tinggi dan belum matangnya regulasi, muncul pertanyaan penting: apakah investasi Bitcoin saat resesi merupakan langkah yang cerdas atau justru berisiko? Sebelum Anda mengambil keputusan, pertimbangkan enam poin berikut ini:

7 Alasan Investasi Emas Tetap Jadi Primadona Saat Krisis Ekonomi

 

1. Volatilitas Harga Sangat Tinggi

 

Bitcoin dikenal dengan pergerakan harganya yang ekstrem. Dalam waktu singkat, harga bisa melonjak tinggi lalu anjlok tajam. Volatilitas ini membuat Bitcoin tidak cocok bagi investor yang mengutamakan kestabilan nilai di masa krisis. Ketidakpastian global justru bisa memperbesar fluktuasi harga kripto.

 

2. Legalitas dan Pengawasan di Indonesia

 

Per 2025, pengawasan aset kripto, termasuk Bitcoin, resmi berada di bawah Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ini merupakan langkah maju dari sisi perlindungan konsumen. 

 

Namun demikian, belum semua platform investasi Bitcoin terdaftar resmi. Anda perlu memastikan bahwa tempat Anda berinvestasi telah diawasi secara legal untuk menghindari risiko penipuan.

 

3. Tidak Terbukti Sebagai Safe Haven

 

Berbeda dengan emas, Bitcoin belum bisa dikategorikan secara penuh sebagai aset safe haven. Dalam beberapa krisis global, nilai Bitcoin justru ikut turun bersama saham dan aset berisiko lainnya. Hal ini menandakan bahwa Bitcoin masih sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar, bukan hanya faktor ekonomi makro.

 

4. Potensi Imbal Hasil Tinggi, Tapi Spekulatif

 

Banyak orang tertarik pada Bitcoin karena potensi keuntungan besar dalam waktu singkat. Namun, imbal hasil yang tinggi selalu datang dengan risiko tinggi pula. Jika Anda tidak memahami pasar kripto secara mendalam, investasi ini lebih mirip spekulasi daripada strategi jangka panjang.

 

5. Akses Mudah, Tapi Rentan Keamanan

 

Berinvestasi Bitcoin kini bisa dilakukan lewat berbagai aplikasi dan bursa digital. Namun, tingginya kasus peretasan dan platform ilegal menuntut Anda lebih cermat. Selalu pilih platform yang sudah resmi terdaftar dan gunakan fitur keamanan berlapis seperti otentikasi dua faktor.

 

6. Perlu Strategi Diversifikasi

 

Jika Anda tetap ingin mencoba investasi Bitcoin saat resesi, sebaiknya jangan menaruh seluruh dana ke dalam aset ini. Gunakan pendekatan diversifikasi dengan mengalokasikan sebagian kecil portofolio untuk kripto, sambil tetap mempertahankan aset yang lebih stabil seperti emas atau reksa dana pasar uang.

 

Investasi Bitcoin saat resesi bisa menjadi strategi yang menarik, tapi penuh pertimbangan. Potensi keuntungannya tinggi, namun dibarengi risiko yang tidak kecil. 

 

Anda perlu memahami profil risiko pribadi, memilih platform yang legal, dan tidak tergoda tren sesaat. Dengan pendekatan yang bijak, Bitcoin bisa menjadi bagian dari strategi investasi yang lebih seimbang.