5 Kunci Frugal Living ala Dave Ramsey, Bisa Hemat Puluhan Juta Per Tahun!

Lifestyle – Banyak orang merasa gaji mereka habis begitu saja tanpa tahu ke mana perginya. Di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif, gaya hidup hemat atau frugal living menjadi strategi cerdas untuk menciptakan kestabilan finansial. 

 

Namun, frugal bukan berarti hidup dalam kesengsaraan. Menurut Dave Ramsey, hidup hemat justru bisa memberi kebebasan finansial tanpa kehilangan kebahagiaan.

 

Dave Ramsey bukan sekadar penasihat keuangan biasa. Ia pernah mengalami kebangkrutan di usia muda setelah membangun kerajaan properti berbasis utang. 

 

Pengalaman pahit itu mengubah hidupnya dan mendorongnya merancang sistem pengelolaan uang yang realistis, tidak ekstrem, dan mudah diterapkan oleh siapa saja.

 

Berikut lima kebiasaan frugal ala Dave Ramsey yang terbukti bisa menghemat hingga jutaan rupiah dalam setahun:

 

1. Pilih Produk Generik atau Merek Toko

 

Belanja kebutuhan pokok tak harus menguras dompet. Banyak produk generik dan merek toko (store-brand) memiliki kualitas serupa dengan merek ternama karena sering kali diproduksi oleh pabrik yang sama. Perbedaannya hanya pada kemasan dan biaya pemasaran.

 

Dengan beralih ke produk generik untuk kebutuhan seperti makanan, obat-obatan, hingga perlengkapan rumah tangga, Anda bisa menghemat 20–30% dari total pengeluaran belanja bulanan—tanpa mengorbankan kualitas.

 

2. Bawa Bekal Sendiri, Kurangi Jajan

 

Makan siang di luar rumah bisa menjadi kebocoran besar dalam anggaran. Jika rata-rata Anda menghabiskan Rp50.000 per hari kerja untuk makan siang, itu setara dengan lebih dari Rp1 juta per bulan. Solusinya: bawa bekal dari rumah.

 

Dengan memasak sendiri dan menyiapkan bekal, Anda tidak hanya menghemat uang, tapi juga lebih sehat dan bisa mengatur porsi makan sesuai kebutuhan. Dalam setahun, kebiasaan ini dapat menghemat Rp10–15 juta.

 

3. Hapus Langganan yang Tak Penting

 

Di era digital, banyak orang tanpa sadar membayar berbagai langganan—mulai dari layanan streaming, aplikasi, hingga keanggotaan yang jarang dipakai. Satu-dua layanan mungkin terasa ringan, tapi jika diakumulasi, totalnya bisa mencapai jutaan rupiah per tahun.

 

Lakukan audit keuangan bulanan. Periksa mutasi rekening dan kartu kredit untuk menemukan langganan tidak penting. Hapus atau negosiasikan layanan yang tak memberi nilai berarti dalam hidup Anda.

 

4. Gunakan Uang Tunai, Bukan Kartu

 

Saat Anda membayar dengan uang tunai, ada rasa "kehilangan" yang nyata. Inilah mengapa orang cenderung lebih hemat saat menggunakan uang tunai dibanding kartu debit atau kredit. Dave Ramsey menyarankan sistem cash envelope, di mana Anda menetapkan jumlah tertentu dalam amplop untuk kategori belanja tertentu.

 

Begitu uang habis, belanja selesai. Sistem ini membuat Anda lebih sadar terhadap pengeluaran dan menghindari pemborosan yang sering terjadi saat transaksi dilakukan secara digital.

 

5. Bangun Dana Darurat Sejak Sekarang

 

Dana darurat bukan sekadar tabungan cadangan. Ini adalah pengaman finansial saat Anda menghadapi situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, kendaraan rusak, atau kebutuhan medis mendesak. Tanpa dana darurat, orang cenderung mengandalkan utang—yang malah memperburuk situasi.

 

Mulailah dari jumlah kecil, misalnya Rp1 juta. Lalu tingkatkan bertahap hingga mencapai 3–6 bulan pengeluaran pokok. Simpan dana ini di rekening terpisah dan hanya gunakan saat keadaan benar-benar mendesak.

 

Frugal living bukan tentang menolak kesenangan hidup, tapi tentang membuat keputusan cerdas dalam mengelola uang. Lima kebiasaan di atas—membeli produk generik, membawa bekal, menghapus langganan tidak penting, menggunakan uang tunai, dan membangun dana darurat—adalah langkah sederhana yang bisa dilakukan siapa saja.

 

Dave Ramsey membuktikan bahwa perubahan kecil, jika dilakukan secara konsisten, dapat membawa perubahan besar. Frugal living bukan tren sesaat, melainkan gaya hidup berkelanjutan yang memberikan ruang bernapas pada anggaran Anda dan membawa Anda lebih dekat pada kebebasan finansial.