7 Cara Jitu Membedakan Pinjol Legal dan Ilegal Agar Tak Jadi Korban

Ilustrasi terjerat pinjaman online
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Dalam situasi darurat keuangan, pinjaman online (pinjol) kerap menjadi solusi instan bagi banyak orang. Proses pengajuan yang mudah dan cepat membuat layanan ini semakin diminati.

Namun, di balik kemudahan tersebut, Anda perlu berhati-hati karena tidak semua penyedia pinjaman online beroperasi secara legal. Banyak pinjol ilegal yang menawarkan layanan serupa, tetapi berisiko tinggi dan sering kali merugikan peminjam.

Pinjol ilegal masih menjadi ancaman nyata di tengah masyarakat. Tidak sedikit korban yang mengalami kerugian finansial, tekanan psikologis, hingga penyalahgunaan data pribadi akibat menggunakan layanan pinjol ilegal.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk dapat membedakan mana pinjol legal dan mana yang ilegal sebelum mengajukan pinjaman. Berikut ini adalah cara mudah yang bisa Anda lakukan untuk membedakan keduanya:

1. Terdaftar dan Berizin di OJK

Pinjol legal wajib terdaftar dan memiliki izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Anda dapat mengecek daftar pinjol legal di situs resmi OJK atau menghubungi layanan konsumen OJK untuk memastikan legalitasnya. Jika suatu pinjol tidak tercantum dalam daftar tersebut, besar kemungkinan itu adalah pinjol ilegal.

2. Transparansi Bunga dan Biaya

Penyedia pinjol legal akan menyampaikan secara terbuka mengenai bunga, biaya layanan, denda keterlambatan, dan tenor pinjaman. Sementara itu, pinjol ilegal cenderung menyembunyikan informasi ini atau memberikannya secara tidak jelas, bahkan sering kali mengenakan bunga yang sangat tinggi dan tidak wajar.

3. Proses Verifikasi yang Ketat

Pinjol legal biasanya melakukan verifikasi data secara lengkap, termasuk pemeriksaan KTP, NPWP, dan dokumen pendukung lainnya. Di sisi lain, pinjol ilegal sering kali memberikan pinjaman tanpa verifikasi yang jelas, hanya dengan mengisi data singkat di aplikasi.

4. Privasi Data Pengguna Dilindungi

Pinjol legal hanya meminta akses yang relevan terhadap data pengguna, seperti kamera dan lokasi untuk keperluan verifikasi. Sementara pinjol ilegal kerap meminta akses ke seluruh kontak, galeri foto, bahkan mikrofon dan kamera, yang kemudian bisa disalahgunakan untuk mengintimidasi Anda saat menagih.

5. Metode Penagihan Sesuai Etika dan Regulasi

Pinjol legal wajib mengikuti aturan penagihan yang ditetapkan OJK, seperti tidak melakukan ancaman, tidak menyebarkan data pribadi, dan tidak menghubungi pihak ketiga tanpa izin.

Sebaliknya, pinjol ilegal menggunakan cara-cara kasar seperti meneror, menyebar aib, hingga mengancam keselamatan pribadi.

6. Memiliki Identitas Perusahaan yang Jelas

Pinjol legal memiliki alamat kantor, layanan konsumen, dan struktur organisasi yang bisa diverifikasi. Jika suatu aplikasi pinjaman tidak mencantumkan alamat jelas, hanya aktif di media sosial, dan tidak memiliki layanan pengaduan resmi, maka besar kemungkinan itu adalah pinjol ilegal.

7. Tidak Melakukan Promosi Spamming

Pinjol legal memasarkan produknya melalui jalur resmi dan tidak mengirimkan tawaran pinjaman secara acak ke SMS atau WhatsApp Anda. Sebaliknya, pinjol ilegal sering melakukan promosi tidak etis yang melanggar privasi.

Memahami cara membedakan pinjol legal dan ilegal adalah langkah awal untuk melindungi diri Anda dari risiko keuangan yang merugikan. Jangan hanya tergiur oleh proses pencairan yang cepat atau tanpa jaminan.

Periksa legalitasnya, cermati ketentuannya, dan pastikan Anda hanya menggunakan layanan dari penyedia yang diawasi oleh OJK. Edukasi diri dan lingkungan Anda agar tidak menjadi korban pinjol ilegal yang semakin marak di era digital ini.

7 Cara Melunasi Utang Pinjol dengan Tenang, Aman, dan Legal