7 Kesalahan Investasi yang Sering Dilakukan Pemula, Nomor 3 Paling Sering Terjadi!

Ilustrasi mengatur keuangan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Berinvestasi adalah salah satu langkah penting dalam meraih tujuan keuangan jangka panjang. Dengan investasi, Anda tidak hanya menyimpan uang, tetapi juga mengembangkannya agar nilainya meningkat seiring waktu. 

8 Ide Bisnis yang Bisa Dijalankan Sendiri Tanpa Perlu Rekrut Karyawan, Cuan Jalan Terus!

 

Namun, proses ini tidak selalu mudah, terutama bagi para pemula yang belum memahami dasar-dasar investasi dengan benar. Tanpa pengetahuan dan perencanaan yang matang, investasi justru bisa menimbulkan kerugian besar.

Mau Mulai Bisnis tapi Tak Punya Uang? Ini Strategi Bangun Usaha dari Nol

 

Kesalahan umum dalam berinvestasi kerap terjadi akibat kurangnya edukasi, terburu-buru mengambil keputusan, atau bahkan hanya ikut-ikutan tren. Oleh karena itu, penting bagi Anda yang baru terjun ke dunia investasi untuk mengenali berbagai kesalahan umum ini agar tidak mengulanginya. 

Tanpa Modal dan Tanpa Stok, Ini Bisnis Dropship yang Cocok untuk Pemula

 

Berikut adalah 7 kesalahan investasi yang paling sering dilakukan oleh para pemula:

 

1. Tidak Memiliki Tujuan Investasi yang Jelas

 

Banyak investor pemula yang langsung menaruh uang di instrumen investasi tanpa tahu untuk apa mereka berinvestasi. Padahal, tujuan yang jelas akan membantu Anda menentukan jenis investasi, jangka waktu, dan tingkat risiko yang sesuai. Apakah tujuan Anda untuk dana pensiun, membeli rumah, atau pendidikan anak? Setiap tujuan punya strategi berbeda.

 

2. Kurang Pengetahuan tentang Instrumen Investasi

 

Investasi bukan soal menaruh uang lalu berharap untung. Anda perlu memahami seluk-beluk instrumen yang dipilih, apakah itu saham, reksa dana, obligasi, atau emas. Kurangnya pengetahuan membuat Anda rentan tertipu atau mengambil keputusan yang merugikan.

 

3. Tergiur Iming-Iming Keuntungan Cepat

 

Banyak pemula terjebak skema investasi bodong atau trading tanpa analisis karena tergoda janji "cuan instan". Ingat, prinsip dasar investasi adalah high risk, high return. Jika ada yang menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa risiko, Anda patut curiga.

 

4. Tidak Diversifikasi Portofolio

 

Menaruh semua uang pada satu instrumen investasi sangat berisiko. Ketika instrumen tersebut turun nilainya, Anda bisa kehilangan banyak. Diversifikasi atau menyebar investasi ke beberapa instrumen bisa membantu meminimalkan risiko.

 

5. Panik Saat Pasar Turun

 

Investor pemula sering kali menjual aset saat harga turun karena panik. Padahal, fluktuasi pasar adalah hal yang wajar. Justru, pasar yang sedang turun bisa menjadi kesempatan untuk membeli aset berkualitas dengan harga diskon, selama fundamentalnya masih baik.

 

6. Mengabaikan Risiko dan Profil Keuangan Pribadi

 

Setiap orang punya tingkat toleransi risiko yang berbeda-beda. Sebelum memilih instrumen investasi, kenali dulu profil risiko Anda: konservatif, moderat, atau agresif. Jangan memaksakan diri berinvestasi di instrumen berisiko tinggi jika Anda mudah stres melihat kerugian sementara.

 

7. Tidak Konsisten dan Mudah Menyerah

 

Investasi membutuhkan konsistensi dan kesabaran. Banyak pemula yang berhenti setelah mengalami kerugian pertama atau merasa hasilnya terlalu lama. Padahal, investasi bukan jalan pintas menuju kaya, tapi proses jangka panjang yang memerlukan disiplin.

 

Menghindari kesalahan dalam investasi adalah langkah penting untuk memastikan uang Anda berkembang dengan aman dan optimal. Dengan menetapkan tujuan, memperdalam pengetahuan, dan mengelola risiko dengan bijak, Anda bisa menjadi investor yang cerdas. 

 

Ingatlah bahwa investasi bukan tentang mengikuti arus, melainkan tentang mengambil keputusan berdasarkan informasi dan rencana yang matang. Semoga 7 poin di atas bisa menjadi panduan awal bagi Anda yang baru mulai menapaki dunia investasi.