Heboh Beras diduga Oplosan Beredar di Masyarakat, Begini 5 Tips Mudah Bedakan Beras Asli dan Beras Oplosan

Ilustrasi beras
Sumber :
  • Freepik

LifestylePublik kembali dibuat tercengang dengan adanya dugaan beras oplosan yang beredar di masyarakat. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap sebanyak 212 merek beras diduga melakukan pengoplosan dan pelanggaran standar mutu.

Dijelaskan Mentan, berbagai merek tersebut tidak memenuhi standar berat kemasan, komposisi dan labelisasi yang seharusnya. Beberapa merek tercatat menawarkan kemasan 5kg padahal isinya hanya 4,5 kg. 

Lantas bagaimana membedakan beras asli dengan beras oplosan

Menurut pakar keamanan pangan dari North Carolina State University, Dr. Benjamin Chapman, beras yang tampak terlalu putih atau sangat harum secara tidak wajar patut dicurigai, karena bisa saja mengandung agen kimia yang tidak disetujui untuk konsumsi manusia. Zat-zat ini, jika dikonsumsi secara rutin, dapat menumpuk di hati dan ginjal dalam jangka panjang.

Berikut ini adalah 5 cara praktis dan aman untuk membedakan beras asli dan beras oplosan langsung dari rumah, tanpa alat laboratorium.

1. Cek Warna dan Bentuk Butiran Beras

Langkah pertama adalah mengamati fisik beras secara langsung. Chapman menjelaskan bahwa bahan kimia yang digunakan untuk mengubah penampilan beras, seperti pemutih atau pemoles, tidak disetujui untuk penggunaan pangan di banyak negara. Keberadaannya patut menimbulkan kekhawatiran.

  • Jika warnanya terlalu putih dan mengilap, bisa jadi beras telah diberi bahan pemutih seperti klorin.

  • Beras asli biasanya berwarna putih alami cenderung ke susu atau kekuningan sedikit, tidak mencolok.

  • Butiran beras yang asli umumnya seragam, jika ada banyak patahan, serpihan kulit, atau ukuran tidak rata, itu bisa jadi beras campuran.

2. Uji Air: Tenggelam atau Mengambang?

Chapman menjelaskan, reaksi yang tidak wajar ketika nasi terendam seperti busa atau air keruh dapat mengindikasikan adanya bahan kimia di permukaan yang tidak cocok untuk dikonsumsi. Cara yang bisa dilakukan untuk mengetes asli atau oplosan antara lain:

  • Masukkan segenggam beras ke gelas air bersih.

  • Beras asli biasanya akan tenggelam karena padat.

  • Bila ada butir yang mengambang atau air berubah keruh, bisa jadi beras telah terkontaminasi bahan tambahan.

3. Tes Aroma: Alami atau Buatan?

Dr. Chapman mengingatkan bahwa jika sintetis biasanya akan memiliki bau dan jika dikonsumsi menimbulkan risiko terutama jika dipanaskan, karena dapat melepaskan senyawa volatil. Banyak orang menyukai beras wangi. Tapi jangan langsung percaya:

  • Beras asli punya aroma lembut dan alami, tidak menyengat.

  • Jika wanginya sangat kuat, seperti pandan atau melati yang menusuk hidung, ada kemungkinan itu pengharum sintetis.

  • Setelah dicuci, beras asli cenderung kehilangan sedikit aroma. Bila tetap wangi atau makin tajam, itu patut dicurigai.

4. Gosok di Tangan: Tinggalkan Serbuk?

Chapman menyebut residu yang terkontak dapat mengindikasikan bahwa beras telah dipoles menggunakan zat yang tidak sesuai standar pangan. Konsumsi berulang kali dapat menimbulkan kekhawatiran paparan kronis. Beberapa uj fisik yang bisa dilakukan:

  • Gosok segenggam beras di kedua telapak tangan.

  • Jika meninggalkan serbuk putih berlebih seperti bedak, kemungkinan beras diberi pelapis kimia.

  • Beras alami tidak akan menimbulkan residu berlebih.

5. Amati Nasi Setelah Dimasak

Dr. Chapman menjelaskan bahwa beras yang cepat busuk atau berbau tidak sedap bisa jadi terkontaminasi mikroba atau bahan kimia, yang seringkali disebabkan oleh penyimpanan yang tidak tepat atau pencampuran dengan biji-bijian yang telah rusak.

Perbedaan kualitas akan sangat terlihat saat beras dimasak:

  • Nasi dari beras oplosan sering cepat basi atau berbau apek dalam beberapa jam, berwarna kuning saat dingin hingga teksturnya tidak merata, bagian luar keras tapi dalam lembek.

  • Sementara beras asli tahan disimpan suhu ruang hingga 6–8 jam, dan tidak menguning atau berbau pulen dan konsisten.

Tips Tambahan: Perhatikan Daya Tahan dan Penyimpanan

Beras asli bisa disimpan selama 2–3 bulan tanpa masalah jika disimpan dengan baik. Sebaliknya:

  • Beras oplosan cepat ditumbuhi kutu,

  • Mengeluarkan bau apek,

  • Atau terlihat menggumpal lembap dalam waktu singkat.

Jika kamu menemui ini, segera buang atau jangan dikonsumsi.

Risiko Konsumsi Beras Oplosan

Dr. Chapman menegaskan bahwa bahkan pada tingkat rendah, paparan jangka panjang terhadap bahan kimia non-pangan dalam bahan pokok seperti beras dapat menimbulkan risiko kesehatan kronis terutama bagi populasi yang rentan.

Efeknya mungkin tidak terasa sekali makan. Tapi jika dikonsumsi terus-menerus, ada risiko kesehatan jangka panjang seperti:

  • Iritasi saluran pencernaan

  • Gangguan fungsi liver dan ginjal karena penumpukan bahan kimia

  • Potensi gangguan hormon dari senyawa sintetis volatil

  • Anak-anak dan lansia lebih rentan terhadap efek ini

Beli Beras dengan Cerdas

Agar lebih aman:

  • Pilih beras dari merek atau toko tepercaya

  • Pastikan label kemasan mencantumkan izin edar, tanggal panen, dan komposisi

  • Jangan mudah tergiur harga murah dan tampilan terlalu putih

  • Jika belanja curah, beli sedikit dulu untuk diuji sebelum beli banyak

Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikannya. Mari bantu orang lain jadi lebih waspada terhadap kualitas pangan yang masuk ke dapur mereka.