Belajar dari Kasus Ponpes Al Khoziny, Ini 5 Hal yang Harus Diteliti Sebelum Masukkan Anak ke Pesantren

Ilustrasi anak berdoa
Sumber :
  • ChatGPT

Orang tua harus memastikan bahwa fondasi keimanan yang ditanamkan sesuai dengan ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah dan tidak menyimpang. Lebih dari sekadar kurikulum, yang paling penting adalah kualitas keilmuan para pengajar.

"Gurunya, sanad ilmunya harus jelas," ujar Buya Yahya.

Sanad ilmu yang jelas menunjukkan kesinambungan dan validitas keilmuan dari generasi ke generasi. Meneliti rekam jejak guru, termasuk dari mana mereka belajar dan kepada siapa mereka mengambil ilmu, merupakan langkah penting untuk menjamin anak mendapatkan bimbingan spiritual dan ilmu agama yang otentik dan benar.

2. Sistem Peraturan dan Lingkungan yang 'Tidak Liar'

Keamanan seorang santri sangat bergantung pada sistem pengawasan dan lingkungan yang diciptakan pesantren. Buya Yahya menekankan perlunya memilih lingkungan yang "betul-betul sehat" [04:20], yang diimplementasikan melalui peraturan ketat.

Pembatasan Media dan Akses Luar: Pesantren yang baik adalah yang tidak membiarkan santri liar atau bebas dalam urusan media dan handphone. Selain itu, harus ada pembatasan ketat terhadap santri untuk keluar masuk pondok.

Pembatasan ini esensial karena jika santri bebas keluar, waktunya akan tersita oleh urusan luar yang membatasi fokus mereka untuk beribadah dan belajar di pondok.