Benarkah Janin dalam Kandungan Bisa 'Sembunyi' Kalau Tahu Ibunya Stres?
- Freepik
Stres ibu yang tidak terkelola dapat berdampak pada kesehatan janin. Menurut studi dari American Journal of Obstetrics and Gynecology (2019), stres kronis selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, atau gangguan perkembangan saraf janin.
Hormon stres seperti kortisol dan adrenalin dapat mengurangi aliran darah ke plasenta, yang berpotensi membatasi asupan nutrisi dan oksigen ke janin. Selain itu, stres ibu juga dapat memengaruhi pola tidur janin, yang terdeteksi melalui ultrasonografi sebagai perubahan dalam siklus aktif dan istirahat janin.
Di Indonesia, data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sekitar 15% ibu hamil mengalami stres ringan hingga sedang, sering dipicu oleh faktor seperti keuangan, pekerjaan, atau kekhawatiran tentang kehamilan. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengenali tanda-tanda stres dan mengelolanya dengan baik.
Cara Mengelola Stres Selama Kehamilan
Untuk menjaga kesehatan janin dan ibu, pengelolaan stres menjadi langkah krusial. Berikut adalah beberapa cara yang direkomendasikan oleh ahli kesehatan:
1. Latihan Relaksasi: Teknik seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga prenatal dapat menurunkan kadar kortisol. Yoga prenatal, yang tersedia di banyak komunitas ibu hamil di Indonesia, membantu meningkatkan relaksasi dan fleksibilitas tubuh. Lakukan latihan ini selama 10–15 menit setiap hari untuk hasil optimal.
2. Dukungan Sosial: Berbicara dengan pasangan, keluarga, atau komunitas ibu hamil dapat mengurangi rasa cemas. Di Indonesia, kelompok seperti Komunitas Ibu Hamil di media sosial atau posyandu setempat sering mengadakan sesi berbagi pengalaman yang mendukung kesehatan mental ibu.